Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Tersembunyi dalam Lirik Lagu "Indonesia Maharddhika"

Kompas.com - 27/11/2014, 15:29 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Konser bernama Satu Indonesia: Salute to Guruh Soekarnoputra, yang digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (26/11/2014) malam, merupakan wujud penghormatan bagi Guruh Soekarnoputra (61) sebagai seniman musik kenamaan. Konser itu juga membuka "rahasia" dalam lirik lagu "Indonesia Maharddhika", yang dicipta oleh Guruh dan disajikan oleh Guruh Gipsy, band yang dibentuk olehnya pada 1976 bersama Odink Nasution (lead guitar), Keenan Nasution (drum), Chrisye (bas), Roni Harahap (piano), dan Abadi Soesman (keyboard).

"(Lirik) Lagu 'Indonesia Maharddhika' ditulis dalam tiga bahasa, bahasa Bali, bahasa Sansekerta, dan bahasa Indonesia. Ada kehampaan yang menjadi sebuah awal harapan," tutur sutradara yang juga penata artistik konser Satu Indonesia: Salute to Guruh Soekarnoputra, Jay Subiyakto, ketika menyampaikan kalimat-kalimat pengantar untuk lagu "Indonesia Maharddhika" di panggung Plenary Hall, Rabu (26/11/2014) malam.

Namun, tak banyak yang tahu, terutama para pendengar musik masa kini, bahwa dalam lirik lagu "Indonesia Maharddhika" tercantum inisial nama para personel Guruh Gipsy secara acak. Rahasia itu dibeberkan lewat lirik lagu itu yang ditayangkan pada layar lebar selama lagu tersebut dinyanyikan oleh Judika Nalon Abadi Sihotang dengan iringan musik yang dimainkan oleh orkerstra yang dipimpin oleh Erwin Gutawa,   permainan piano oleh Roni Harahap, dan gamelan Saraswati yang dipimpin I Gusti Kompiang Raka.

Gabungan huruf atau suku kata dalam lirik lagu tersebut mengungkap siapa saja yang terlibat dalam "Indonesia Maharddhika".

"GUnung langit samudera//RUH semesta memuja, Indonesia tercinta," menjadi lirik yang mewakili nama Guruh.

"CeraH gilang gemilang, harapan masa datang//Rukun damai mulia, Indonesia tercinta//Selamat sejahtera," membentuk Chris, nama panggilan almarhum Chrisye.

"DIng aryan riNg sasi Karo," mewakili nama Odink.

"ROhini kanta padem, NIchite redite pratama," memuat nama Roni.

"KIlat sapte tusteng natha, NANte mami megawi plambang," mewakili Kinan atau Keenan. 

"Aku dengar deru jiwa//BAgai badai mahaghora//DI Nusantara raya," memuat nama Abadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com