Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Putus Nyanyi Bareng Tulus

Kompas.com - 05/12/2014, 13:33 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Baru memiliki dua album, yakni Tulus (2013) dan Gajah (2014), vokalis bersuara merdu sekaligus pencipta lagu Muhammad Tulus Rusydi (27) berhasil meraih keberhasilan dalam industri musik Tanah Air. Bukti keberhasilannya bisa dilihat antara lain dari para penonton yang bernyanyi tanpa putus dalam konser Tulus yang bertajuk Gajah di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2014) malam.

Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 20 Agustus 1987, ini bagai magnet. Ia menarik ribuan penggemarnya untuk memadati Balai Kartini. Mereka pun menjerit histeris menyambut band dan penyanyi latar Tulus, yang lebih dulu naik ke panggung sebelum sang idola muncul dan menyanyikan lagu "Baru", yang jazzy, dan "Bumerang", yang beraroma country. Seiring Tulus menyajikan dua lagu tersebut, para penonton pun ikut bernyanyi.

"Senang srekali malam in saya menjamu teman-teman di sini. Saya akan menyanyikan semua lagu saya. Jangan ragu-ragu, menyanyilah sekencang-kencangnya," sambut Tulus.

"Terima kasih sudah mengapresiasi kedua album saya, sudah hampir hafal semua lagunya," sambungnya.

Untuk lagu ketiga dan seterusnya, Tulus memberi keterangan.

"Berikut ini menceritakan saya menyesali sesuatu. Ini dia, 'Diorama'," ujar Tulus sebelum "Diorama" diluncurkannya di depan latar berlakang layar berhias tulisan Tulus.

Setelah itu, pria betubuh tinggi besar ini menjelaskan tema konser Gajah.

"Lagu berikutnya di luar pengalaman musik. Saya biasa keluar rumah, masuk ke hutan, padahal saya jarang sekali berkemah, dan waktu kecil dulu saya tidak benar-benar kecil, saya sudah besar, dan saya biasa dipanggil Gajah. Karena itu, gelaran ini saya beri judul Gajah," papar Tulus membuka lagu "Gajah", yang kemudian dilantunkannya dengan diikuti oleh nyanyian para penonton.

Tulus lalu mengaku merasa deg-degan karena ingin tampil sempurna untuk setiap lagu ciptaannya yang disuguhkannya.

"Senang? Saya kok masih deg-degan. Gimana caranya biar saya enggak deg-degan?," ujarnya.

"Saya cuma memastikan supaya lagu saya bisa terpresentasikan dengan baik," ujarnya lagi.

Tulus pun mengangkapkan bahwa ia membutuhkan bantuan dari para penonton untuk terus bernyanyi bersamanya agar ia tidak deg-degan.

"Gimana kalau kita semua nyanyi bareng dulu," seru Tulus sebelum intro "Satu Hari Bulan Juni".

Namun, Tulus kemudian mengaku masih deg-degan. Kali ini ia meminta para penonton tak hanya bernyanyi bersamanya.

"Oke, masih deg-degan, di lagu ini saya bercerita soal pesta. Semua boleh goyang," pinta Tulus membuka nyanyian "Teman Pesta".

"Kayaknya benar kata Mama, kayaknya memang harus dikurusin dikit," imbuhnya sambil bernapas tersengal usai bergoyang di lagu tersebut.

Berikutnya, Tulus berinteraksi lebih intim dengan para penonton di bagian tengah ruang pertunjukan. Ia lantas memanfaatkan lidah panggung yang menjulur panjang hingga ke tengah ruang pertunjukan.

"Ada yang mau nyanyi ke atas? Kayaknya saya sama teman-teman saya pemanasan dulu supaya kita makin dekat," tutur Tulus, yang mengajak para penyanyi latarnya maju ke bagian ujung lidah panggung untuk bernyanyi di hadapan para penonton yang berdiri di bagian tengah ruang pertunjukan.

Sementara itu, para penonton di barisan depan bisa menyaksikan interaksi tersebut dari dua layar yang terdapat di sisi kanan dan sisi kiri panggung. Sambil duduk di sofa bersama para penyanyi latarnya, Tulus mengatakan bahwa lagu "Tuan Nona Kesepian" akan segera dibawakannya bersama para penyanyi latarnya secara berbeda dari yang aslinya.

"Ini yang spesial. Lagu berikutnya akan saya bawakan dengan format yang tak biasa. Lagu berikutnya ini tentang seorang nona yang tidak punya teman dan sering kesepian. Karena dia kesepian, maka aransemennya dibuat sepi sekali. Saya harap teman-teman tenang sejenak," papar Tulus mengenalkan lagu "Tuan Nona Kesepian", yang dinyanyikannya secara acapella bersama para penyanyi latarnya.

Sebuah lagu demo yang mengantarnya menjadi penyanyi ternama pun disajikan olehnya.

"Lagu berikutnya akan hanya saya bawakan setiap kali konser, karena lagu ini ceritanya berbeda dengan kisah yang lain. Lagu ini awalnya hanya buat demo untuk mencari keuntungan di industri musik dan, entah gimana, lagunya ada di internet. Buat teman-teman mungkin kurang familiar dengan lagu ini. Lagu ini jarang saya nyanyikan, karena itu saya butuh contekan," terangTulus dengan canda sebelum "Mengagumimu dari Jauh" digelindingkannya.

Pada sesi intim itu Tulus juga menyanyikan lagu-lagu lainnya dari album pertama, yaitu "Bunga Tidur", "Tanggal Merah", yang dikolaborasikannya bersama sang produser album, Ari Reynaldi. Pada bagian itu Ari bermain perkusi berupa ketukan stick di atas meja kayu beralas koran, sedangkan dua rekan lain Tulus mengawalnya dengan permainan kontrabas dan biola.

"Dia orang yang jenius dan paling penting dalam hidup saya, karena dia adalah produser di album saya yang pertama. Saya pernah bilang ke dia kalau dia meninggal duluan, selesai musik saya. Jaga kesehatan Bang Ari," tutur Tulus.

Sesi intim tersebut juga menampilkan Tulus tampil bareng vokalis Bonita.

"Bonita adalah vokalis yang bagus vokalnya. Saya waktu itu menyaksikan Mbak Boni menyanyikan lagu 'Juwita Malam', habis itu saya ingin menyanyikannya lagi dan lagi. Untuk itu saya akan menyanyikannya lagi, tapi saya enggak tahu apakah akan sebagus Mbak Boni," ucap Tulus sebelum berduet dengan Bonita, yang dikenal sebagai vokalis Bonita and the husBand.

Setelah membuat para penonton di barisan tengah menjerit histeris, Tulus lalu kembali ke panggung utama untuk menghibur seisi ruang Balai Kartini dengan lagu berikutnya.

"Gimana teman-teman yang di sebelah sini? Sudah puas? Nanti saya akan balik lagi. Berikut ini adalah sebuah lagu tentang perasaan. Ada enggak di sini yang suka jatuh cinta?'" tanya Tulus, yang menggilir "Jatuh Cinta" dan "Teman Hidup" dengan aransemen musik ala broadway.

Sesudah itu, Tulus mengenalkan lagu tema film layar lebar 3 Napas Likas, sebaga karya pertamanya dalam industri film nasional.

"Lagu berikutnya adalah lagu baru yang saya baru tulis untuk soundtrack film 3 Napas Likas. Judulnya 'Lekas', saya tulis berdasarkan apa yang saya lihat dari film itu. Ini adalah cerita seorang perempuan bernama Likas, yang kehilangan tiga orang penting dalam hidupnya. Semua orang bisa mendapat tekanan dalam hidupnya, tapi harus terus berjalan," papar Tulus.

Selanjutnya, suasana kian segar dengan aksi kerja sama antara Tulus dengan trio RAN, yang terdiri dari Rayi (rapper), Asta (vokal), dan Nino (gitar), dalam lagu "Kita Bisa". Canda ikut mewarnai penampilan itu.

"Coba Asta ceritain kenapa dua sahabat lo hadir di sini?" tanya Tulus.

"Satu, mereka menikah karena dengar lagu Tulus. Dua, mereka hamil karena dengar lagu Tulus. Bukan hamil karena Tulus ya," jawab Asta disambut tawa oleh para penonton.

Untul "Lagu untuk Matahari", Tulus memanggil Vidi Aldiano, Raisa, Endah N Rhesa, Bonita, dan  RAN untuk menyanyi bersamanya, sebelum ia melantunkan sendiri "Seribu Tahun Lamanya".

Konser Gajah pun mencapai puncaknya begitu Tulus menyajikan tiga lagu pamungkas, yakni "Sepatu", "Sewindu", dan "Jangan Cintai Aku Apa Adanya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com