Dikabarkan, Ody dan Parwez kecewa karena dalam Kongres PPFI 2015, yang diadakan di Jakarta pada 17 September 2015, Firman Bintang terpilih dan diputuskan menjadi Ketua PPFI 2015-2018. Pada 2011-2014, Firman menduduki jabatan yang sama.
"Kalau Parwez dan Ody mundur, itu hak mereka. Tapi, jangan sampai ada bayangan (organisasi "tandingan" PPFI). Biasanya, kalau mundur itu, lalu mendirikan organisasi lagi. Di Indonesia sudah sering terjadi. Itu harus dihindari," ujar Mark kepada Kompas.com dalam wawancara di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (20/9/2015).
Menurut Mark, jika hal itu terjadi, para anggota yang sudah bergabung dan yang akan bergabung akan menjadi bingung untuk memilih PPFI atau organisasi "tandingan" PPFI.
"Itu akan membuat bingung anggotanya," katanya.
"Bingung mau memilih ke mana, karena teman. Firman teman. Parwez teman. Ody teman. Semua adalah teman," sambungnya.
Industri film pun, menurut Mark, akan terkena dampaknya. Untuk keberadaannya dan fungsinya berjalan, PPFI harus mendapat izin dari pemerintah. Jika ada dua organisasi sejenis, PPFI dan "tandingan"-nya, pemerintah akan memberi izin hanya kepada satu saja dari dua organisasi itu.
"Pemerintah tidak mungkin memberikan (izin) kedua-duanya. Kalau sampai terjadi, ini akan mengulang kejadian PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) waktu kemarin," katanya lagi.
Mark menjelaskan, PARFI pernah menjadi organisasi yang tak berfungsi dengan baik karena sejumlah artis film yang merupakan anggota-anggota PARFI menolak hasil Kongres PARFI 2011.
"Bayangkan, selama tiga tahun PARFI menghadapi pengadilan. Jadi, apa yang sudah dilakukan selama tiga tahun ini tidak ada. Ini kerugian kita semua," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.