"Sempat waktu itu dimarahin sama yang jual di salah satu toko bunga di sana. Saya langsung kaget. Malu juga ya," tuturnya kepada wartawan usai menghadiri konferensi pers ulang tahun Erasmus Huis ke-45 di kawasan Kota Tua, Jakarta, Minggu (27/9/2015) sore.
Calvin bercerita, saat itu dirinya membeli bunga tulip dan berniat meminta struk pembayaran yang belum ia terima. Sialnya, ia tak sadar sedang di negeri orang yang budayanya berbeda dengan Indonesia. Calvin yang menyalip antrean karena merasa hanya ingin meminta struk pembayaran, langsung "disemprot" si penjual bunga.
"Sempet enggak ngantre mau minta bon. Kasirnya lagi ngelayanin orang lain. Kalau di Indonesia kan biasa ya, kasir ngelayanin yang lain (di saat yang sama) kita minta saos. Di Belanda enggak boleh. Harus antre. Jadi di suruh ngantre dari belakang," kata Calvin.
Kendati masalah sederhana, pengalaman ini akhirnya pelajaran berharga bagi Calvin agar lebih sadar dengan budaya antre. "Kultur shock-nya itu, membuat saya jadi pribadi lebih baiklah," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.