Dalam pameran "Star Wars and the Power of Costume Exhibition" yang diselenggarakan di Discovery Times Square Museum, New York, AS, mulai 14 November 2015, penggemar disuguhkan dengan sederet kostum orisinal yang pernah dipakai dalam episode-episode -- Original Trilogy --A New Hope; The Empire Strikes Back, Return of the Jedi-- dan Prequel Trilogy --The Phantom Menace; Attack of the Clones; Revenge of the Sith--.
Tiap kostum memiliki ceritanya masing-masing. Misalnya, inspirasi di baliknya, makna dari pemilihan warna, serta fungsi komponen-komponennya. Melalui penjelasan yang menarik, pengunjung bisa ikut melihat proses pengolahan imajinasi dan keterampilan di balik penampilan tokoh-tokoh Star Wars.
Memasuki ruang pameran pengunjung langsung disapa dengan video pendek tentang pentingnya kostum dalam film Star Wars. Blast doors, layaknya pintu di dalam kapal induk Lucrehulk-class, terbuka menuju ruangan-ruangan yang telah dibagi berdasarkan karakter.
"Jedi vs Sith" tentu menjadi ruangan pertama. Patung-patung berjubah coklat berjejer lengkap dengan lightsaber. Dalam membangun kedua karakter ini, sang sutradara bahkan sampai belajar sejarah dan mitologi.
Warna bumi atau tanah polos dan tekstur bahan yang agak kasar melambangkan kesucian, kesederhanaan dan kebijaksanaan Jedi. Sementara Sith yang jahat, mengenakan jubah hitam sebagai lambang kegelapan.
Namun, kostum-kostum ini tak hanya menjadi simbol yang kuat tetapi harus praktis saat dikenakan untuk adegan-adegan perkelahian yang memerlukan kelincahan.
Seperti jubah Darth Maul misalnya, bisa memberikan siluet yang apik ketika diam, tetapi dirancang untuk membentuk efek pusaran layaknya shuriken (pisau lempar ninja) yang membelah udara dalam perkelahian.