Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oddie Agam Menembus Zaman

Kompas.com - 07/02/2016, 15:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Lagu-lagu lawas Oddie Agam tak pernah lekang oleh waktu. Meski berganti generasi, lagu-lagu semacam ”Antara Anyer dan Jakarta”, ”Logika”, hingga ”Ke Puncak Asmara” tetap ”wow” untuk dinikmati generasi masa kini.

Dalam konser yang diselenggarakan TVRI pada Minggu (31/1), lagu-lagu Oddie yang pernah hit pada tahun 1980-an dan 1990-an kembali terasa segar saat dinyanyikan oleh penyanyi muda Indonesia.

Deretan penyanyi masa kini, seperti Andien, Inna Kamarie, Winda Viska, Glenn Waas, Yusri Dinuth, dan Gwen Priscilla, membawakan lagu Oddie dengan warna baru.

Gwen Priscilla, penyanyi pendatang baru, membuka konser dengan lagu ”Kesempatan”. Dari lagu yang ceria, orkestra yang dipimpin Yoes JF pun melompat pada lagu romantis bertempo lambat.

Lagu legendaris ”Ke Puncak Asmara” yang dulu dinyanyikan almarhum Utha Likumahuwa diaransemen dengan lebih lembut.

Glenn Waas berhasil membawa suasana romantis yang mendalam, tetapi tetap menggebu saat membawakan lagu ”Ke Puncak Asmara”.

Nuansa lembut memberikan warna lain dari lagu yang pernah dibawakan oleh Utha Likumahuwa itu.

Dari panggung itu, lagu-lagu ciptaan Oddie Agam ternyata tak kehilangan daya.

Lagu-lagu lama seperti ”Siapa Tahu Jadi Presiden” berasa tetap akrab di telinga masa kini.

”Kok Jadi Gini” yang mempunyai lirik sangat gaul pada masanya pun tetap pas dengan suasana masa kini. Lucu, ceria, berenergi.
Kekuatan baru
Walau lagu-lagu Oddie adalah lagu lama, lagu-lagu itu seolah melekat pada ingatan alam bawah sadar penonton yang muda di zamannya.

Sebagian generasi dewasa saat ini (generasi anak-anak pada masa itu) masih bisa mengingat betul syair-syair lagu ”Wow”, ”Logika”, ”Aku Cinta Padamu” yang dinyanyikan Vina Panduwinata atau ”Memori” yang dipopulerkan Ruth Sahanaya.

Ingatan yang melekat akibat kelewat populernya lagu itu di radio dan di lingkungan mereka semasa itu.

Tak heran, saat lagu-lagu lama itu dimainkan lagi pada minggu lalu, penonton pun langsung bisa ikut bernyanyi.

Oddie dengan senang hati menggandeng anak-anak muda untuk memberikan nuansa baru bagi lagu-lagunya.

Dalam konser di TVRI ia memang tak memilih para artisnya sendiri, tetapi ia sepakat anak-anak muda itu membuat lagu-lagunya lebih segar.

”Saya tak terlibat langsung dalam proses aransemen lagu dan pemilihan artis. TVRI yang menyiapkan semua itu. Konser ini juga kejutan bagi saya,” kata Oddie Agam.

Penyanyi baru juga menjadi jembatan bagi generasi baru untuk menikmati musik-musik lamanya.

Saat terakhir menggelar konser pada 2008, Oddie masih menggandeng penyanyi lama. Namun, mungkin pada tahun ini, ia bisa menggandeng penyanyi baru untuk konser akbar berikutnya.

Kehadiran penyanyi muda memang menjadi penarik dalam konser musik Oddie. Tetapi, bayang-bayang penyanyi asli tak dimungkiri masih terasa.

Penonton pasti akan membandingkan Inna Kamarie dengan Vina Panduwinata saat ia menyanyikan lagu ”Surat Cinta” yang telanjur melekat pada sosok Vina Panduwinata.

Inna Kamarie pun menjadi dirinya sendiri untuk menghidupkan panggung. Ia ikut menari mengajak penonton bernyanyi, melompat-lompat kecil di panggung saat menyanyikan lagu berenergi seperti ”Wow” dan bercanda dengan penonton untuk menghidupkan suasana.

Andien pun tak menggantikan Sheila Majid saat menyanyikan lagu kebesaran Oddie Agam, ”Antara Anyer dan Jakarta”. Namun, suara Andien dan iringan orkestra membuat lagu itu tetap terasa akbar.

Pentas pun terasa lebih hangat dan segar dengan tampilan dan gaya muda Andien yang energik mengikuti iringan musik.
Ikon musik pop
Di jagat industri musik Indonesia, Oddie tak hanya menjadi pencipta tren, ia juga menjadi ikon musik pop saat itu.

Lagu-lagunya yang bernuansa pop energik dan romantis memberikan warna pada era 1980-an.

Di saat industri musik galau dengan lagu-lagu melankolis saat itu, lagu ciptaan Oddie membawa suasana tetap ceria dan optimistis.

Lagu ”Kesempatan”, misalnya, menjadi penyemangat tim Thomas Cup tahun 1988 dan menjadi lagu tema di pertandingan sepak bola tim Pelita Jaya.

Saat dinyanyikan Gwen di Konser Karya Oddie Agam, Minggu malam lalu atau 28 tahun kemudian, keceriaan dalam lagu itu tetap bisa menyemangati penonton.

Lagu ”Anyer dan Jakarta” juga menjadi jembatan budaya antara Indonesia dan Malaysia. Siapa sangka hubungan Indonesia-Malaysia begitu harmonis saat itu.

Oddie yang dinanti-nanti dalam konser pun akhirnya naik ke panggung pada 20 menit terakhir konsernya.

Bersama sang istri, Almafilia, mereka pun berduet menyanyikan lagu ”Begitulah Cinta”.

Sebagai penanda berakhirnya konser, Oddie pun menutupnya dengan lagu-lagu yang ia nyanyikan pada saat awal ia mulai berkarier di dunia musik.

”No More Lonely Night” dan ”Hey Jude”....

Penonton pun riuh bertepuk tangan saat kenangan 40 tahun karya musiknya itu berakhir. (Siwi Yunita Cahyaningrum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com