"Standing ovation"
Buktinya, dari kursi penonton, pianis jazz terkemuka asal AS, Herbie Hancock, sampai berdecak kagum menyaksikan kepiawaian Joey memainkan piano.
Sekali lagi, penonton memberikan standing ovation kepada bocah berambut lebat itu.
Mendapat apresiasi sebesar itu, Joey kembali menjadi anak-anak. Ia tersipu. Ia membungkuk dengan tangan tertangkup.
"Well, Joey, that was incredible," kata Portnow sambil bertepuk tangan.
Tidak tampak raut kekecewaan pada wajah bocah kelahiran Denpasar, 25 Juni 2003, itu. Ia tidak berhasil merebut penghargaan Grammy.
Di kategori Best Jazz Instrumental Album, dia dikalahkan musisi jazz senior John Scofield. Sementara musisi Christian McBride mengalahkannya di kategori Best Improvised Jazz Solo.
Suaranya tetap ceria ketika menyapa para musisi Indonesia yang menggelar nonton bareng Grammy di iCanStudio, Jakarta Selatan, Selasa (16/2/2016).
Ketika itu,, ia bersiap-siap tampil di panggung Grammy dan pemenang kategorinya sudah diumumkan.
Penyuka film Kungfu Panda itu menyempatkan diri berbincang dengan vokalis jazz Dira Sugandi, pemain bass Barry Likumahuwa, penyanyi hip hop J Flow, dan drumer Elfa Zulham.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah mendukungnya. "Hi everyone. You guys watching? Thank you," terdengar suara Joey dari speaker telepon genggam seorang kerabatnya, Lucy.
Nada suaranya riang, terkesan santai. Ia bahkan langsung mengenali Barry Likumahuwa yang baru mengucap kata "brother".
Barry memang merupakan musisi jazz yang sering mengiringinya di sejumlah festival ketika Joey masih menetap di Indonesia.
"Ini Kak Barry ya. Thank you, Kak Bar," jawab Joey sambil tertawa kecil.
"Terharu lihat Joey diberikan kesempatan di Grammy. Mungkin cuma semenit, tapi berharga banget. Dia dapat spot bersejarah banget. Sampai semua standing ovation lihat performance Joey. Momen bersejarah," tutur Barry.
Bagi Barry, itu artinya Joey sudah tak terlalu memerlukan satu atau dua trofi penghargaan Grammy guna membuktikan bakatnya.