"Kebetulan dia jarang nonton TV. Dia lebih ke YouTube. Dan memang saya melarang dia nonton tontonan, maaf, tontonan alay itu," ujarnya saat diwawancara kompas.com melalui telepon, Jumat (26/2/2016).
Deddy beralasan, meski memberi hiburan, tayangan sejenis itu tidaklah mendidik. Apalagi bagi anak-anak yang kurang bisa memilah informasi.
Deddy mengatakan, ia tak memperbolehkan anaknya menonton siaran seperti itu jauh sebelum adanya surat edaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang larangan stasiun televisi memperlihatkan sosok "pria yang kewanitaan".
"Tontonan enggak ada gunanya, nari-nari enggak jelas. Itu dari awal saya larang. Saya juga enggak suka nontonnya. Tapi fenomenanya memang sulit," ucapnya.
Namun bukan berarti ia tak pernah kecolongan karena tak bisa 24 jam mengawasi buah hatinya. Putranya sempat tak sengaja melihat tayangan sejenis itu. Ia pun memberi penjelasan kepada anaknya.
"Pernah (tak sengaja melihat). Dan saya mengatakan ke anak saya bahwa mereka punya orientasi seksual. Dan jangan ditiru," ujar Deddy.
Sebelumnya Deddy mengatakan, ia setuju dengan edaran KPI yang melarang televisi menayangkan program dengan bintang pria yang berpenampilan kewanitaan.
[Baca: Deddy Corbuzier Dukung Larangan KPI Soal "Pria yang Kewanitaan"]
Diberitakan sebelumnya, tertanggal 23 Februari 2016 KPI menerbitkan surat edaran nomor 203/K/KPI/02/2016.
Isinya berupa larangan menampilkan pria sebagai pembawa acara (host), talent, maupun pengisi acara lainnya (baik pemeran utama maupun pendukung) dengan tampilan kewanitaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.