Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejaran Masa Lalu Para Ksatria

Kompas.com - 13/03/2016, 19:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Kejaran masa lalu dan balas dendam, seperti pada film-film silat umumnya, menjadi inti dari Crouching Tiger Hidden Dragon: Sword of Destiny.

Sulit menyaksikan film yang merupakan sekuel itu tanpa membandingkannya dengan film pendahulunya yang digarap Ang Lee dan dianugerahi Oscar tahun 2001. Itu sudah menjadi nasib dari sekuel film ini.

Crouching Tiger Hidden Dragon: Sword of Destiny (CTDH) disutradarai Woo-Ping Yuen, terkenal sebagai koreografer aksi tarung dan terlibat dalam pembuatan CTHD pertama. Naskah ditulis oleh John Fusco.

Para pemain utama dalam film ini berbeda dengan film pertamanya.

Hanya Michelle Yeoh (Yu Shue Lien) yang tetap tinggal menjadi tokoh utama.

Selebihnya, para pemeran baru, seperti Donnie Yen (Silent Wolf), Natasha Liu Bordizzo (Snow Vase), Harry Shum Jr (Tiefang), dan Jason Scott Lee (Hades Dai).

Film yang mengadopsi bagian dari karya Wang Dulu, The Crane Iron Pentalogy, tersebut tayang secara terbatas di teater IMAX dan Netflix sejak Februari lalu.

Kabarnya, film ini direncanakan sebagai "eksperimen" tayang lintas layar, baik digital maupun bioskop.

Kisah masih berpusat dan dibuka dengan kemunculan Yu Shue Lien (Michelle Yeoh), pendekar perempuan yang masih berduka karena kehilangan kekasihnya, Li Mu-Bai (Chow Yun-Fat), kesatria sekaligus pemilik pedang Green Destiny pada film pertama.

Shue Lien kembali pada misi menjaga pedang Green Destiny yang dititipkan pada seorang sahabat, Sir Te.

Pedang yang selalu membawa masalah itu lagi-lagi diperebutkan, terutama oleh Hades Dai, pendekar yang ingin menguasai pedang itu.

Hades lantas mengutus anak buahnya, Tiefang, untuk merebut pedang itu.

Shue Lien berjuang menjaga pedang hingga kemudian melibatkan sejumlah pendekar lain, terutama Silent Wolf yang ternyata merupakan seseorang yang penting pada masa lalu Shue-Lien. Donnie Yen menjadi "pasangan" romantis Michelle Yeoh dalam film ini.

Muncul pula perempuan muda misterius, Snow Vase, yang lalu diangkat oleh Shue Lien sebagai muridnya.

Masa silam Snow Fase ternyata juga berkelindan dengan kehidupan Tiefang, anak muda yang diutus Hades Dai untuk merebut pedang.

Kisah masa lalu keduanya itu pula yang menentukan keputusan Tiefang untuk berpihak pada siapa.

Pedang itu berhasil direbut Tiefang. Maka, Shu Lien dan Silent Wolf pun mengejar ke mana pun pedang itu dilarikan yang akhirnya membawa mereka pada pertarungan utama melawan Hades.
Aksi silat
Pada akhirnya, penggarap sekuel ini memang harus siap untuk selalu dibandingkan dengan karya Ang Lee yang dianugerahi Oscar kategori Best Foreign Language Film dan penghargaan lainnya.

Para penonton sekuel yang juga menonton film pertamanya tampaknya akan sulit untuk terpuaskan sepenuhnya.

Para penonton yang menyukai aksi tarung silat akan lebih terpuaskan, terlebih lagi dengan kehadiran Donnie Yen yang memiliki latar belakang bela diri.

Aksi "terbang-terbang" masih tetap ada dengan porsi lebih sedikit dan ada lebih banyak pertarungan langsung.

Dalam film kedua ini, sebetulnya ada upaya menciptakan benang merah dan kesamaan dengan film pertama—misalnya lewat gambar lanskap indah—tetapi dalam banyak hal kedua film tersebut terasa berada dalam jalur berbeda.

Salah satu yang hilang ialah bangunan kisah drama tentang manusia, motivasi para tokoh, dan penggalian emosi para tokoh, singkatnya kompleksitas manusia yang menjadi kekuatan pada film pendahulunya.

Pada akhirnya, menonton Sword of Destiny rasanya sebatas menonton film silat penuh aksi seru saja. (Indira Permanasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com