Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Ghazali: Saya Tidak Mungkin Pilih Ahok

Kompas.com - 15/03/2016, 12:02 WIB
Dian Reinis Kumampung

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (14/32016) malam, Ahmad Al Ghazali, duduk di kursi, di rumah ayahnya, Ahmad Dhani, di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Mengenakan kemeja putih berlengan panjang dan dasi hitam, Al memegang selembar kertas bertuliskan, "Nama saya... Al Ghazali TIDAK Mungkin PILIH AHOK!".

Itulah jawaban remaja 18 tahun atas foto yang beredar di media sosial pada Sabtu (12/3/2016). Pada foto itu Al memegang secarik kertas bertuliskan, "Saya anak Ahmad Dhani, saya pilih Ahok".

Foto itu memang hasil rekayasa dari karya fotografer Rushel Ambarita dari Kapanlagi.com. "Itu gue yang foto, editan itu," tegas Rushel saat dihubungi, Sabtu siang.

Dalam foto aslinya, kertas itu bertuliskan ucapan selamat ulang tahun ke-11 kepada Kapanlagi.com.

Seperti diberitakan, Ahmad Dhani masuk bursa calon gubernur dari Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Gerindra.

Dalam beberapa kesempatan ia mengkritik kebijakan gubernur petahana, Basuki atau yang akrab disapa Ahok.

Adu domba

Al mengaku kecewa atas beredarnya foto itu. "Pas tahu sih aku kecewa banget. Ini sama saja kampanye hitam, adu domba bapak sama anaknya," papar Al.

Menurut dia, hal itu bisa digolongkan sebagai kampanye hitam.

"Kalau dari aku sendiri ngerasa kecewa, kenapa bawa-bawa nama ayah. Sudah mencela dan menjatuhkan nama ayah. Aku enggak mungkin pilih Ahok, pasti pilih ayah," ungkap Al.

Dhani pun mengecam orang yang mengedit foto itu. Ia menyebutnya sebagai tindakan banci.

"Yang jelas ini perbuatan banci, perbuatan orang yang bahasa premannya enggak berani, beraninya di dunia maya. Di dunia Dhani dia enggak berani," ujar Dhani tadi malam.

Dhani menambahkan, pihaknya sudah mengetahui pembuat dan kota asal foto rekayasa itu.

Lapor polisi

"Kita sudah dapatkan kotanya, di Kota Malang, cuma belum tahu orangnya. Penyebaran awalnya di grup Facebook bernama Gubernur Ahok Pilihanku (GAP). Salah satu penyebarnya, namanya Yohanes," ujar Dhani.

Oleh karena itu, pihaknya akan membawa masalah ini ke kepolisian. Hal itu ditegaskan oleh kuasa hukumnya, Ramdan Alamsyah.

"Dari gambar yang diedit yang menjatuhkan harkat martabat keluarga Mas Dhani. Kami akan cari dan melaporkan, terkait temuan ini," kata Ramdan pada kesempatan yang sama.

"Karena dianggap tidak mendidik dan mengadu domba ayah dan anak, jadi kami memutuskan akan melaporkan ke Polda Metro Jaya," lanjutnya.

Ramdan mengatakan, titik awal penyebaran foto rekayasa ini sudah diketahui.

"Sudah, sumbernya sudah jelas, yakni dari grup Facebook Gubernur Ahok Pilihanku (GAP). Ini dipergunjingkan dan di-posting-kan di sana. Saya akan laporkan, biar polisi yang cari. Ini masuk hate speech, ini sudah sebarkan kebencian. Sayangnya ditemukan di grupnya Ahok. Mungkin bahasanya gitu," kata Ramdan lagi.

Mengenai pelaku, Ramdan dan Dhani menyerahkannya kepada pihak penyidik.

"Tindakan hukum seperti apa, biar polisi yang cari, siapa yang cari dan edit dan penyebar kebencian. Kan ada undang-undang ITE juga yang atur itu," ucap Ramdhan.

Pendidikan politik

Ahmad Dhani berpendapat kejadian ini bisa menjadi pelajaran politik yang buruk bagi anaknya. Ia mengaku sudah mengenalkan putra sulungnya itu ke dunia politik.

"Sebenarnya saya masuk ke politik, saya bilang Al, 'Ini untuk kenalkan kamu supaya ada pengalaman ke dunia politik'," tutur Dhani.

Pengenalan politik itu dinilai penting oleh Dhani karena mungkin saja kelak anak-anaknya akan menjadi gubernur hingga presiden.

"Karena bukan enggak mungkin Al jadi gubernur atau presiden, kapan lagi punya presiden ganteng gini kan?," ujarnya berbumbu kelakarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com