Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanggungkan Masalah ala Komika

Kompas.com - 24/04/2016, 00:18 WIB

Kompetisi yang tak terasa
Irvan Karta akhirnya close mic alias kalah dalam kompetisi. SUCI6 tinggal enam competitor.

Uniknya, para finalis ini tidak merasa berkompetisi. Mereka malah saling mendukung.

Ketika mendapat tema dari penyelenggara, mereka saling memperkaya beat, set up, atau punchline.

"Ardit (finalis dari Samarinda) yang sering membantu. Pak Irvan juga mengayomi," kata Gebi, finalis dari Serang, Banten, yang masih bertahan.

Di luar itu, muncul kebiasaan unik mengusir gugup menjelang naik panggung.

Irvan kerap loncat-loncat atau duduk menyaksikan teman lain yang tengah manggung.

Dana tak lepas dari secarik catatan ditambah wajah polos dan tegangnya.

Nah, Indra Jegel, finalis dari Medan, berkali-kali huak-huek seperti orang mau muntah.

"Jantung dag dig dug, asam lambung naik, Bang," katanya sembari buru-buru lari ke tempat sampah.

Stand Up Comedy mulai ngetren sejak 2010 ketika Pandji, Raditya Dika, dan rekan-rekannya memulai dengan membuat pertunjukan yang diunggah ke Youtube.

Sebelumnya, sebenarnya ada Iwel yang telah memulai pada 2002, tetapi tidak semasif gerakan Pandji karena saat itu kemajuan internet belum mapan.

Pandji menjadi ikon Stand Up Comedy dan kini tengah menggelar tur dunia ke 24 kota di lima benua. Tur ditutup pada 10 Desember tahun ini di Jakarta.

Kegairahan Stand Up Comedy itu ditangkap stasiun televisi sebagai komoditas yang layak jual.

Muncullah berbagai kompetisi di KompasTV, Metro TV, dan Indosiar. Indosiar tengah menjalankan audisi Stand Up Comedy Academy (SUCA). Antusiasme anak muda tinggi.

Dalam SUCI6 terdapat 2.000-an peserta. Kompas TV bahkan menyediakan talent management untuk menunjang karier komika setelah berkompetisi.

Film Get Up Stand Up salah satu hasilnya.

Kepala Produksi acara Stand Up Comedy Metro TV Wily Dharmawan mengatakan, stand up comedy Metro TV tayang sejak 2011.

Caranya, Metro mendekati beberapa komunitas stand up comedy yang ada di Jakarta. Lalu menyiapkan konsep on air-nya.

Dua tahun berselang, Metro TV kemudian menggelar acara off air.

Pandji menilai, tren stand up comedy di panggung mulai menurun.

Namun, banyak komika yang kemudian menjelajah kanal lain, seperti film layar lebar atau iklan.

Artinya, masa depan komika masih menjanjikan.

Ia menegaskan, menjadi komika bagus harus mempunyai persona yang jelas, bukan ikut-ikutan.

Komika harus mencari dirinya dulu, menemukan keresahannya.

"Orang yang miskin pengalaman hidup tidak akan tahu dirinya siapa. Makanya harus memapar dirinya dengan sebanyak-banyaknya pengalaman. Dengan naik-turunnya hidup, dia akan tahu siapa dirinya," Pandji memberi tips.

Tips itu digenggam erat Irvan, Gamayel, Dana, dan para finalis SUCI6.

Dana bahkan sampai dijuluki Sadana "Pasti Lucu" Agung karena keunikannya sebagai orang dusun dalam melihat dunia.

Dia salah satu anak muda yang menemukan jalan cerdas menyampaikan keresahannya. (Mohammad Hilmi Faiq dan Wisnu Dewabrata)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 April 2016, di halaman 1 dengan judul "Memanggungkan Masalah ala Komika".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com