Apapun pendapat orang, Jim memang dekat dengan kematian. Syair dan puisinya banyak menyebut soal mati yang tak perlu ditakuti. “No one here gets out alive,” ujarnya.
Jim bahkan heran pada mereka yang khawatir pada kematian. “Orang-orang takut mati melebih ketakutan mereka pada penderitaan. Sungguh aneh bahwa mereka takut pada kematian. Karena kehidupan lebih menyakitkan dari kematian. Di saat kita mati, penderitaan akan hilang,” kata Jim.
Dalam salah satu liriknya, pria berjulukan Lizard King itu menyebut kematian bisa disikapi dengan santai. “Time to live, time to lie, time to laugh, and time to die. Take it easy baby. Take it as it comes.”
Maka seperti anggapannya soal kematian sebagai hal lumrah, nisan Jim pun tidak dibangun sebagai monumen yang istimewa. Ia bahkan tenggelam oleh makam-makan lain di sekitarnya yang dibangun menyerupai rumah dengan beragam ornamen.
Makam Jim terlalu sederhana untuk seorang pujangga musik besar yang sosoknya melekat abadi di sanubari para penggemarnya. Namun justru makam itulah yang paling banyak dikunjungi orang.
Saya teringat cerita dalam sebuah konser The Doors di Los Angeles. Saat itu pembawa acara memperkenalkan band yang akan tampil sebagai “Jim Morrison and The Doors.” Jim yang namanya diistimewakan justru naik pitam. Ia menyuruh pembawa acara mengulangi nama band menjadi “The Doors” saja.
Ya, walau ia paling terkenal, namun Jim ingin disamakan dengan rekan-rekannya. Hal itu membuat siapapun yang mengunjungi makamnya akan merasakan Jim sebagai temannya sendiri.
Komplek Makam terbesar
Tidak sulit mencari makam Jim. Para wisatawan bisa mendapatkan peta yang dijual bebas di depan makam. Belakangan, peta google pada gawai kita menjadi pemandu yang amat menolong.
Ketik saja”Jim Morrison grave”. Peta google seketika akan memandu jalan menuju blok 6 nomor 30 di areal pemakaman Pere Lachaise.
Ini adalah pemakaman terbesar di kota Paris dengan luas mencapai 44 hektar. Ada ribuan makam di tempat ini.
Pekuburan ini juga sudah sangat tua. Diresmikan pertamakali oleh Kaisar Napoleon Bonaparte pada 1804. Sejumlah tokoh ternama dimakamkan di tempat ini. Nama-nama besar klasik Perancis yang dikubur di sini antara lain penyair La Fontaine (1621- 1695) dan dramawan Moliere (1622- 1673).
Komposer kenamaan Frederic Chopin juga dimakamkan di sini. Kuburnya terletak di sebelah barat makam Morrison. Di dekat makam Chopin terdapat makam penyair Perancis, Guillaume Apollinaire (1880- 1918). Karyanya yang berjudul Les Onze Mille Verges dilarang Pemerintah Perancis sampai tahun 1970 karena dianggap berbau pornografi.
Nama besar yang lebih baru yang beristirahat abadi di tempat ini adalah penyanyi Edith Piaf (1915-1963). Ia penyanyi lawas, mungkin angkatan orang tua Anda. Namun, mungkin Anda pernah mendengar lagu Je Ne Regrette Rien? Ini salah satu lagu populer yang dinyanyikannya.
Makam lain yang sering dicari wisatawan adalah makam Oscar Wilde (1854-1900). Ia adalah seorang penyair tampan asal Irlandia. Wilde dipenjara karena gaya hidup biseksual yang dijalaninya, sesuatu yang sangat tabu di zaman Victoria.