Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Aan Mansyur Membangun Rumah Puisi

Kompas.com - 22/05/2016, 21:36 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com -- M Aan Mansyur, penyair asal Bone, Sulawesi Selatan, sedang meledak. Sebagai penulis puisi-puisi untuk Ada Apa dengan Cinta 2, namanya berkibar seiring sukses besar film tersebut di pasaran.

Namun, itu hanya satu jendela untuk melongok jejaknya di dunia sastra.

"Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu.... Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi".

Penggalan puisi "Batas" karya Aan Mansyur itu menjadi narasi dalam kisah Rangga (diperankan Nicholas Saputra) yang merindukan Cinta (Dian Sastrowardoyo).

Kata-kata itu mewarnai teaser film Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC 2) yang dirilis akhir 2015 lalu. Membaca "Batas", kita merasakan kemungkinan Rangga dan Cinta bertemu setelah 14 tahun terpisah.

Namun, saat bersamaan, kalimatnya juga menggantung, apakah bara cinta dalam diri sepasang kekasih itu bakal menyala kembali? Puisi itu memantik rasa penasaran.

Aan menulis 31 puisi yang mewakili kegelisahan Rangga selama 14 tahun terpisah dari Cinta, yang diterbitkan dengan judul "Tidak Ada New York Hari Ini".

Diluncurkan seiring pemutaran film AADC 2 akhir April lalu, buku itu disambut hangat, bahkan langsung dicetak ulang pada hari peluncuran, dan kini sudah beredar cetakan ke-4.

"Dengan membuat puisi-puisi untuk film, saya memperluas audiens puisi. Puisi sekarang dipandang dengan cara berbeda," kata Aan saat ditemui di ruang baca Katakerja di kompleks perumahan BTN Wesabbe, Tamalan Rea, Makassar, Senin (16/5/2016) siang.

Respons netizen di media sosial juga ramai.

"Banyak orang bertanya dan memention saya di Instagram. Belum genap tiga pekan sejak diluncurkan, pengikut saya melonjak dari 12.000 menjadi 24.000 akun," kata Aan tentang akunnya, @aanmansyur.

Popularitas ini adalah buah dari kerja suntuk Aan dalam menggumuli dunia sastra. Sebelum booming bersama AADC 2, penyair itu telah melahirkan sejumlah buku puisi, kumpulan cerita pendek, novel, atau esai budaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com