Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hawa Muda Karina

Kompas.com - 28/08/2016, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Karina Salim (25) mewakili sosok perempuan muda Indonesia yang tak pernah mau diam.

Terbiasa bergerak, segala hal dicobanya, mulai dari balet, akting, nyanyi, merintis bisnis, hingga belajar tentang pasar modal.

Wajah ceria gadis cantik bening ini antara lain ramah menyapa publik di layar kaca sebagai bintang iklan.

Beberapa film yang turut diperankannya sebagai bintang utama adalah film pendek Durable Love (2012) yang disutradarai Joko Anwar dan meledak di internet.

Berperan sebagai Diana dalam film What They Don't Talk About When They Talk About Love (2013), Karina bersama Nicholas Saputra mewakili Indonesia untuk membawa film itu berkompetisi ke Sundance Film Festival.

Dalam film yang kemudian memenangi NETPAC Awards di Rotterdam Film Festival ini, Karina berperan sebagai gadis difabel yang menderita low vision.

Memerankan penderita low vision yang hanya bisa melihat dengan jarak pandang beberapa sentimeter, Karina harus melihat dengan menggunakan teropong.

Demi peran dalam film itu, ia tinggal sebulan di panti tunanetra untuk mempelajari cara hidup orang-orang dengan low vision.

Karina pun belajar menjadi tukang pijat shiatsu.

"Seru, dapat peran yang menantang. Kalau tunanetra, aktingnya cukup bengong, sedangkan pupil mata penderita low vision bergerak terus. Sampai sakit banget. Mata berair, pusing.... Sampai takut, setelah akting ini jangan-jangan nanti jadi juling," kata Karina.

Berperan sebagai gadis berkebutuhan khusus, Karina pun tergerak hati untuk terus terlibat dalam kegiatan sosial.

Selama delapan tahun terakhir, ia terlibat aktif sebagai anggota organisasi sosial Lions Clubs Indonesia dengan kegiatan antara lain membantu korban bencana alam.

Bersama sahabat-sahabatnya, Karina menggalang dana seperti menjual tiket nonton bareng film Ada Apa dengan Cinta dengan harga lebih mahal untuk kemudian disumbangkan.

Tak hanya dunia akting, Karina juga mengembangkan talenta di dunia tarik suara.

Ia telah beberapa kali mengeluarkan singel, antara lain "Dalam Hati Saja" serta "Antara Anyer dan Jakarta".

Pada September mendatang, singel terbarunya bersama penyanyi Raisa dan GAC akan dirilis berjudul "Kilaumu".

Selain cantik dan luwes, Karina juga pintar. Menjajal banyak bidang sekaligus, mimpinya adalah menapaki karier sebagai dosen sekaligus praktisi dalam dunia pertunjukan.

"Ke depan, aku pengin sharing dan ngajar. Secara enggak langsung karena didikan keluarga. Aku pengin kayak Opa Emil Salim yang dosen. Opa juga bilang, kalau sudah bisa dalam satu hal, memang lebih baik fokus. Kalau merasa ada energi buat explore yang lain jangan berhenti. Belajar enggak harus dari sekolah. Itu menginspirasi aku," tutur Karina yang memang sangat dekat dengan Prof Dr Emil Salim yang disapa dengan panggilan sayang Opa.

Tak bisa diam
Tak hanya Emil Salim, keluarga besar Salim memang sangat memprioritaskan pendidikan.

Kakek dari Karina Salim juga masih terhitung kemenakan dari Haji Agus Salim yang adalah Menteri Luar Negeri era Presiden Soekarno dan telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia.

"Dari kecil aku dididik selalu sibuk. Enggak bisa diam," tambah perempuan keturunan Padang-Sunda ini.

Sebagai anak muda dengan banyak talenta, Karina dipandang bisa menjadi inspirasi bagi anak muda untuk menggapai mimpi.

Pada gelaran Professional Women Group & Young Professional Group tahun lalu, Karina menjadi pembicara bersama Minister of State for Small Business and Enterprise Inggris Anna Soubry, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta pemain film Dian Sastrowardoyo.

"Aku pidato tentang dampak misuse (penyalahgunaan) social media. Perempuan muda cenderung memilih role model yang salah. Anak muda sekarang enggak pernah sentuh majalah, lebih milih artis Instagram hanya karena kaya dan cantik," ujar Karina.

Selain cantik dan luwes, Karina juga pintar. Menjajal banyak bidang sekaligus, mimpinya adalah menapaki karier sebagai dosen sekaligus praktisi dalam dunia pertunjukan.

"Ke depan, aku pengin sharing dan ngajar. Secara enggak langsung karena didikan keluarga. Aku pengin kayak Opa Emil Salim yang dosen. Opa juga bilang, kalau sudah bisa dalam satu hal, memang lebih baik fokus. Kalau merasa ada energi buat explore yang lain jangan berhenti. Belajar enggak harus dari sekolah. Itu menginspirasi aku," tutur Karina yang memang sangat dekat dengan Prof Dr Emil Salim yang disapa dengan panggilan sayang Opa.

Tak bisa diam
Tak hanya Emil Salim, keluarga besar Salim memang sangat memprioritaskan pendidikan.

Kakek dari Karina Salim juga masih terhitung kemenakan dari Haji Agus Salim yang adalah Menteri Luar Negeri era Presiden Soekarno dan telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia.

"Dari kecil aku dididik selalu sibuk. Enggak bisa diam," tambah perempuan keturunan Padang-Sunda ini.

Sebagai anak muda dengan banyak talenta, Karina dipandang bisa menjadi inspirasi bagi anak muda untuk menggapai mimpi.

Pada gelaran Professional Women Group & Young Professional Group tahun lalu, Karina menjadi pembicara bersama Minister of State for Small Business and Enterprise Inggris Anna Soubry, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta pemain film Dian Sastrowardoyo.

"Aku pidato tentang dampak misuse (penyalahgunaan) social media. Perempuan muda cenderung memilih role model yang salah. Anak muda sekarang enggak pernah sentuh majalah, lebih milih artis Instagram hanya karena kaya dan cantik," ujar Karina.

Selain di bidang pendidikan, keluarga besar Karina juga mengakrabi dunia bisnis.

Mengikuti jejak papa tirinya yang pengusaha (ayah kandungnya meninggal ketika masih bayi), Karina kini juga menjajal berbisnis di bidang kecantikan dengan membuka salon.

Ditemui di Salon Sucre yang dikelolanya bersama sahabat-sahabatnya, Karina pun tak segan melayani pelanggan sebagai petugas penerima tamu ketika karyawannya sedang sibuk.

Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, misalnya, Karina baru sampai di rumah setelah pukul 21.00.

Hari-harinya padat dengan kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari les kumon, aritmatika, bahasa inggris, tari jawa, hingga balet.

"Setiap hari enggak ada kosong. Hanya 1,5 jam kosong, cuma buat tidur siang. Sisanya masuk kelas. Enggak terbiasa luang. Do something yang jadi sesuatu. Aku bersyukur dididik seperti itu," ujar Karina.

Dari pendidikan balet yang sudah direngkuh dari sejak usia lima tahun, misalnya, Karina tak hanya memperoleh tubuh yang indah sebagai balerina.

Disiplin mempelajari balet juga berpengaruh pada cara pandang hidupnya.

"Aku terbiasa berkeringat dulu. Balet, kan, olahraga. Enggak mau diam itu dari balet filosofinya," kata gadis yang hobi fotografi dan membaca buku ini.

Dia terbiasa meluangkan waktu dua kali dalam sepekan untuk berlatih balet dan juga menguasai tari jazz, hip hop, hingga kontemporer.

"Belajar balet merupakan pelatihan mental yang luar biasa. Memakai pointe shoes (sepatu balet) saja sudah sakit, belum lagi diajarkan ribuan gerakan yang latihannya dari kecil. Harus berkeringat dulu. Belajar disiplin dan menghargai proses," tambahnya.

Balet pula yang membawanya belajar akting dan bersentuhan dengan dunia teater ketika kemudian menari di teater musikal ONROP! karya Joko Anwar.

Satu tahun belajar teater, Karina kini dikenal sebagai artis yang terus berusaha mengembangkan diri lewat akting di layar lebar.

"Menurut aku, kadang Tuhan nyiapin suatu takdir orang. Dari kecil ikut balet, remaja nyemplung akting. Enggak nyangka akting sebegitu menyenangkan," ujar Karina.

Takdir Tuhan itu pula yang terus membawa Karina berkiprah di dunia akting.

Lewat meditasi dan hidup positif, Karina pun menebarkan hawa inspirasi bagi kaum muda.

Kunci hidupnya cukup sederhana, yaitu menjadi bahagia setiap hari dengan memberi waktu buat diri sendiri untuk melakukan hal-hal kecil yang menumbuhkan kebahagiaan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Agustus 2016, di halaman 18 dengan judul "Hawa Muda Karina".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com