Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rings": Ada Samara di Hapemu

Kompas.com - 19/02/2017, 15:00 WIB

Film yang dibintangi Naomi Watts ini juga meraih tujuh penghargaan di beberapa ajang, antara lain dalam kategori pemeran perempuan terbaik dan film horor terbaik.

The Ring yang menjadi salah satu film horor terbaik sepanjang masa itu coba diikuti The Ring Two (2005) yang disutradarai Hideo Nakata. Namun, hasilnya tergolong mengecewakan.

Jika The Ring mendapat rating 7,1 oleh Internet Movie Database (IMDb), The Ring Two hanya memperoleh rating 5,4. IMDb merupakan situs yang menyediakan informasi tentang film-film di seluruh dunia dan cukup dipercaya penikmat film.

Kritik yang muncul banyak menekankan pada cerita The Ring Two yang kacau dan antiklimaks.

Sebagai film horor, film ini bahkan belum mampu memberi adegan-adegan dengan kesan menakutkan. Banyak adegan yang mudah ditebak.

Dramatisasi sosok Rachel (Naomi Watts) sebagai seorang ibu terlalu berlebihan yang kemudian jatuh pada kesan kasihan, bukan menakutkan selayaknya film horor.

Pengulangan scene hantu keluar dari sumur meniru film sebelumnya juga dianggap membosankan.

Kegagalan serupa tampaknya diulangi sutradara Gutierrez lewat Rings (2017).

Rings bercerita tentang Julia (Matilda Lutz) dan kekasihnya, Holt (Alex Roe). Julia mencoba menyelamatkan Holt yang terjebak dalam kematian setelah menonton video Samara.

Bisa dipahami, membuat film sekuel seperti ini harus mempertahankan logika dasar film secara keseluruhan sehingga tidak ada cerita terputus. Namun, pengulangan-pengulangan scene yang sama menjadi membosankan.

Juga banyak adegan yang mudah ditebak, seperti saat Skye (Aimee Teegarden), teman Holt, menyalakan komputer jinjing dan menggandakan file video Samara.

Imajinasi Rings tidak begitu berkembang bagi pencinta film horor yang telah menonton The Ring ataupun The Ring Two.

Akan tetapi, film ini tetap menarik, terutama bagi penonton yang belum pernah menonton film The Ring ataupun The Ring Two karena Rings menyuguhkan cerita yang mandiri. Dia terputus dari cerita Rachel.

Tampak sekali Gutierrez ingin menyajikan sesuatu yang berbeda antara lain dengan menunjukkan bahwa teror Samara tidak hanya muncul lewat video VHS.

Setelah digandakan dalam bentuk digital, file Samara mudah sekali disalin dan disebarluaskan hanya dengan sekali tab atau klik. Akibatnya, calon korban Samara lebih masif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com