Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Hari Musik Nasional, Industri Musik di Era Digital

Kompas.com - 09/03/2017, 08:58 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

Perjuangan ekstra

Namun bagaikan pisau bermata dua, teknologi digital dan internet juga punya kelemahan. Serba praktis, namun semakin kompetitif.

Tantangannya adalah bagaimana bertahan hidup dan tetap eksis dalam industri musik yang bertambah sesak dan banjir karya.

"Semakin tidak mudah survive. Untuk eksis zaman sekarang lebih sulit. Lebih mudah untuk berkreasi, tetapi untuk bertahan hidup lebih sulit," ujar Addie MS.

Dulu, butuh perjuangan ekstra hingga seseorang bisa mendapatkan sebutan sebagai penyanyi atau musisi.

Mereka harus dinaungi label rekaman besar untuk muncul di layar kaca atau terdengar di radio. Sekarang?

Tak perlu label besar, tak butuh uang banyak, hanya cukup mengunggah karya di dunia maya, semua status dan popularitas itu pun dalam genggaman.

"Cepat populer dan cepat dilupakan orang juga, fenomena sesaat. Terus harus siap-siap di-bully massal kalau melenceng. Era keterbukaan sekarang ini ada dampak dan konsekuensinya," kata Wendy.

Afgan pun, sebagai artis musik, menyayangkan itu. "Orang ngerasa lebih mudah mencapai apa yang mereka mau," ucapnya.

Di era industri musik yang instan ini, kualitas juga menjadi kelemahannya.

"Banyak musik-musik yang buruk beredar di pasaran. Sekarang ini pasar dibanjiri oleh berbagai macam musik dan album yang dirilis tiap hari, tapi enggak semuanya bagus," kata Wendy mencermati fenomena tersebut.

Sejalan dengan itu, pemerhati musik lainnya, Bens Leo, juga mengatakan bahwa segala kemudahan berkarya dan instan itu selain bisa memicu kreativitas, dapat pula menyebabkan sebaliknya.

"Sekarang kalau sebuah band meniru (cenderung sama dengan) karya band lain, maka itu akan bisa lewat. Ini contoh betapa pentingnya karakter musik itu," ucap Bens.

"Hari Musik Nasional, mari kita maknai agar seniman musik bisa bekerja lebih keras kemudian memiliki karakter musiknya, tidak meniru," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com