DENPASAR, KOMPAS.com -- Efek Rumah Rumah Kaca (ERK) dikenal sebagai salah satu band independen (indie) terkemuka di Tanah Air yang biasa meluncurkan pesan sosial, politik, dan lingkungan, bukan cerita asmara, melalui lirik lagu.
Musik ERK juga tergolong bukan musik yang ringan atau mudah dicerna.
Lalu bagaimana jika suatu hari nanti musik Efek Rumah Kaca, yang digemari kaum muda, kelak bisa disukai oleh umumnya kaum ibu?
"Lebih bahagia harusnya, karena ibu-ibu bisa satu pikiran sama kami. Kalau ibu-ibu sudah suka, biasanya semua suka, he he he. Enggak ada masalah," kata penabuh drum ERK, Akbar Bagus, dalam sesi wawancara di area Soundrenaline 2017, Garuda Wisnu Kencana, Bali, akhir minggu yang baru lalu.
Baca juga: Langka, Efek Rumah Kaca Diiringi Orkestra dalam Soundrenaline 2017
Pemain bas Efek Rumah Kaca, Poppie Airil, memandang itu sebagai hal yang menarik. Menurut ia, apabila musik mereka sudah diterima oleh para ibu, pesan dari ERK bisa ditularkan ke anak mereka.
"Bisa diturunkan ke anak-anaknya," ucap Poppie, yang menggantikan pemain bas ERK Adrian Yunan Faisal untuk sementara.
Baca juga: Kekuatan Kata Efek Rumah Kaca
"Kami enggak pernah terlalu mikirin banget ERK bisa jadi band mainstream. Kami fokus membuat lagu yang ingin kami bicarakan, lalu ada orang merespons baik, itu baik. Kalau ada ibu-ibu nyanyiin lagu ERK, mungkin bakal seneng," timpal Cholil Mahmud, vokalid ERK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.