Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan "Kelam Malam", Soundtrack Seram Pengabdi Setan

Kompas.com - 07/10/2017, 07:52 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- "Di kesunyian malam ini. Ku datang menghampiri...". Itulah sepenggal lirik "Kelam Malam", salah satu lagu tema atau soundtrack film Pengabdi Setan arahan sutradara Joko Anwar.

Yang sudah pernah menonton filmnya atau baru menyaksikan trailer-nya, pasti sudah familiar dengan lagu bernuansa 1960-an itu.

Seperti bunyi lonceng milik tokoh ibu dalam film tersebut, "Kelam Malam" juga mampu membuat penonton seperti dihantui. Lagu itu tanpa disadari menempel di kepala. Terasa ada kesan kelabu yang menyeramkan tiap kali mendengar lagu itu.

Dalam trailer, "Kelam Malam" diperdengarkan bersama bunyi lonceng ibu saat karakter bernama Tony mendengar radio. Juga dipakai sebagai penutup trailer berdurasi satu menit 44 detik itu.

Salah Kaprah

Namun banyak yang salah kaprah tentang lagu "Kelam Malam". Sang sutradara Joko Anwar mengungkap bahwa lagu itu bukanlah daur ulang dari salah satu hits era 1960-an berjudul "Di Keheningan Malam" yang dipopulerkan penyanyi lawas, Anna Mathovani.

"Bukan, beda. Itu ciptaan Tony Merle gitarisnya The Brandals, penulis liriknya aku. Terus penyanyinya Aimee Saras. Kalau didengerin nada kelima udah beda," kata Joko Anwar kepada Kompas.com via telepon, Kamis (5/10/2017).

Mulanya memang ia sempat terpikir untuk menggunakan "Di Keheningan Malam" sebagai soundtrack Pengabdi Setan karena membutuhkan lagu lawas untuk keperluan cerita film yang berlatar 1980-an itu.

Dikisahkan "Kelam Malam" adalah lagu yang dinyanyikan tokoh ibu semasa mudanya.

"Lagu Anna Mathovani kan lagu favorit ibuku, terus aku pengin banget kan bikin pakai lagu itu. Dulu ibu bapakku kalau beli kaset itu satu untuk 10 tahun dan itu diputar ulang-ulang. Waktu kecil bosen kan, tapi setelah dewasa kok kangen lagu itu he he he," katanya.

Karena kebetulan anak dari Anna Mathovani adalah temannya, Joko kemudian berusaha meminta izin secara pribadi dan ternyata dibolehkan.

"Kata dia 'enggak apa-apa pakai aja'. Tapi harus ngomong ke pencipta sama labelnya," ucap Joko.

Mulailah ia mencari-cari siapa pemegang hak cipta lagu tersebut. Sampai-sampai Joko dan tim membuat iklan selama tiga hari di Harian Kompas. Sayangnya, usaha mereka gagal.

Akhirnya Joko pun memutuskan membuat lagu sendiri dengan inspirasi lagu milik Anna itu. Lalu digandenglah pasangan musisi Tony Merle dan Aimee Saras yang tergabung dalam duo The Spouse.

"Jadi kami bikin lagu yang terinspirasi sama lagu itu, beda sih. Tapi feel-nya sama karena terinspirasi dari itu. Instrumen sama nadanya beda," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Tony memaklumi jika banyak orang yang mengira "Kelam Malam" adalah kelahiran kembali dari "Di Keheningan Malam". Sebab ia memang mengadaptasi "rasa" dari hits era 1960-an itu ke dalam lagu ciptaannya.

"Melodinya jauh beda. Kenapa terdengar seperti sama? Pertama, karena saya cari mood-nya. Kedua, tempo musik dan ambience-nya saya bikin seperti tahun 1960-an. Jadinya orang mendengarnya seperti remake. Padahal sebetulnya jauh sama sekali. Jadi ini lagu original, tapi ter-influence dari lagu 'Keheningan Malam'," katanya kepada Kompas.com.

Penuh Penjiwaan

"Kelam Malam" hanya berdurasi dua menit dengan lirik yang sederhana. Namun proses pembuatannya tidak sesederhana itu.

Saat mencipta melodi dan aransemennya, Tony memikirkan tiap detailnya. Formulanya disesuaikan dengan era lagunya, dari pemilihan alat musik, komposisi, durasi, hingga cara mixing.

Sebagai penggemar musik era 1950-an dan 1960-an, Tony sudah khatam dengan itu.

"Durasinya dua menit lebih 30 detik kira-kira. Kenapa saya bikin pendek karena lagu-lagu zaman dulu biasanya tidak panjang. Kayak lagu-lagu Lily Suryani ada yang dua atau satu menit sekian detik. Dari verse terus reff, pengulangan," ucapnya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com