Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Falcon Pictures Berkeberatan Beri Royalti Rp 25 Juta pada Syamsul Fuad

Kompas.com - 20/04/2018, 19:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsultan hukum Falcon Pictures, Lydia Wongso, mengungkap bahwa kliennya berkeberatan memberikan royalti sebesar Rp 25 juta sesuai permintaan Syamsul Fuad karena adanya perbedaan prinsip.

Syamsul Fuad merupakan penulis naskah asli film Benyamin Biang Kerok yang dirilis pada 1972. Sebelum menggugat Falcon dan Max Pictures, Syamsul meminta royalti senilai Rp 25 juta kepada dua rumah produksi itu.

"Jadi Pak Fuad sempat meminta uang Rp 25 juta. Ini bukan masalah uang. Kalau kami memberi uang sama Pak Fuad sebagai tali kasih, kami beri. Tapi kalau meminta uang sebagai yang mengaku pencipta, kami keberatan," kata Lydia di kantor Falcon Pictures, Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018) sore.

Sebab, menurut pihak Falcon, Syamsul bukanlah pemegang hak cipta cerita Benyamin Biang Kerok yang diproduksi ulang ke versi masa kini oleh sutradara Hanung Bramantyo.

"Kami memang tidak memberikan (Rp 25 juta) karena pada saat itu kami tidak sepakat atas permintaan uang itu untuk kepentingan apa. Kalau untuk menghargai dia sebagai senior, insan perfilman, ya kami beri. Tapi bukan meminta hak (royalti) sebagai pencipta," ujar Lydia.

Mengenai pengakuan Syamsul bahwa Max Pictures melalui produser Ody Mulya Hidayat menawarnya menjadi Rp 10 juta, Lydia menegaskan tak tahu menahu.

Baca juga : Penjelasan Falcon Pictures soal Hak Cipta Film Benyamin Biang Kerok

"Kalau itu saya kurang jelas. Pak Fuad meminta secara informal. Yang jelas bagi kami Falcon, itu hanya masalah pemberian itu untuk apa?" katanya.

"Kalau pemberian itu untuk mengakui dia sebagai pencipta, kami waktu itu enggak mau. Tapi kalau kami memberi untuk tali kasih, ya kami beri. Itu poin yang kami tegaskan di sini," ucap Lydia lagi.

Pihaknya khawatir jika mereka semudah itu menyanggupi permintaan Syamsul Fuad, hal itu akan berdampak luas.

"Kalau semua orang, misal kameramen ngomong dia pencipta, mati industri kita. Kalau ini terjadi, perfilman nasional efek akibatnya semua yang buat film nanti ngaku-ngaku. Kami pengin semua dalam koridor yang jelas. Kami keberatan kalau dia mengaku sebagai pencipta," ujarnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+