Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Verrianto Madjowa
Penulis

Pengamat kelautan dan perikanan. Menulis buku tentang Kelautan dan Perikanan, Bunaken, Tambang (2001), Open Data Pemilu (2015), Pemilu Gorontalo (2015), dan sejarah Gorontalo.

Nissa, Sabyan Gambus dan Kerinduan Spiritual

Kompas.com - 07/06/2018, 12:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI AWAL Ramadhan, saya diperkenalkan dengan lagu "Deen Assalam" yang dinyanyikan Khoirunissa, yang biasa disapa Nissa. Ini lagu dinyanyikan ulang (cover), yang sebelumnya dibawakan Sulaeman Al Mughny.

Namun, lagu yang dibawakan Nissa bersama tim Sabyan Gambus memiliki corak yang berbeda. Inilah yang membuat lagu ini langsung akrab di telinga dan sering diputar berulang kali. Seperti tak ada ujungnya, mendengar lagu ini berulang-ulang.

"Deen Assalam" yang dinyanyikan ulang ini, seperti juga lagu-lagu lainnya yang dibawakan Nissa bersama tim Sabyan Gambus. Tak butuh waktu yang lama. Lagu "Deen Assalam", seperti juga lagu-lagu cover yang dibawakan Nissa bersama tim Sabyan Gambus, mendapat sambutan publik setelah dipublikasikan di channel Youtube pada 17 Mei 2018.

Baca juga: Sabyan Gambus Tak Menyangka Video Musiknya Ditonton Ratusan Juta Kali

Pada pertengahan Ramadhan, 30 Mei, pukul 20.00 WIB lagu "Deen Assalam" telah ditonton 30 juta kali. Lagu ini menjadi trending setelah tayang di Youtube, dengan rata-rata ditonton 1,8 juta kali, kemudian naik di atas 2 juta per hari.

Menyusul lagu "Ya Maulana", dipublikasikan 23 Mei bertepatan dengan ulang tahun Nissa ke-19, langsung menjadi trending nomor 1 di Youtube. Lagu ini rata-rata ditonton 1,5 juta kali per hari, hingga 30 Mei.

Lagu "Deen Assalam" dan "Ya Maulana" yang dipublikasikan Official Sabyan Gambus di channel Youtube telah menghiasi bulan Ramadhan dan menarik perhatian banyak kalangan. Sebelumnya, pada 25 Desember 2017, Sabyan Gambus mempublikasikan lagu "Ya Habibal Qolbi".

Hingga 30 Mei 2018, lagu "Ya Habibal Qolbi" telah ditonton 117.697.301 kali. Demikian halnya dengan lagu-lagu shalawat lainnya yang dibawakan Sabyan Gambus.

Tidak hanya trending di Youtube. Sabyan Gambus telah di-Subscribe sebanyak 1,7 juta. Angka ini telah melewati artis dan selebritis di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Nissa, Vokalis Sabyan Gambus yang Lulusan Ototronik

Nissa menjadi idola dan Sabyan Gambus menjadi populer di media sosial. Nissa, vokalis Sabyan sebagai ikon, dipadu dengan musik Islami dengan lagu shalawat nabi. Tidak hanya mengandalkan suara yang merdu, lagu-lagu yang dinyanyikan memang enak didengar.

Apa yang menjadi magnet bagi pendengar lagu-lagu Nissa dan Sabyan Gambus? Jawabannya adalah kerinduan spiritual.

Kerinduan spiritual melalui pesan-pesan Islami yang dikelola melalui lagu, ini yang menarik banyak perhatian.

Seperti kita ketahui, sebelum Ramadhan tiba, terjadi teror bom dan kekerasan di sejumlah daerah, terutama di Surabaya.

Seperti ada jarak toleransi yang sudah dibangun selama ini. Melalui lagu-lagu Nissa dan Sabyan, kerinduan untuk hidup dalam kedamaian menjadi katalisator perubahan.

Baca juga: Popularitas Melejit, Personel Sabyan Gambus Hadapi Banyak Perubahan

Seperti dalam lirik:

Seluruh bumi ini akan terasa sempit//Jika hidup tanpa toleransi

Namun jika hidup dengan perasaan cinta//Meski bumi sempit kita kan bahagia….


Pesan positif dalam syair yang dinyanyikan membawa kecintaan akan kehidupan dan perilaku mulia. Inilah yang harus dikelola dalam berkehidupan.

Personel Sabyan Gambus berpose di Gedung Trans, kawasan Tendean, Jumat (1/6/2018).KOMPAS.com/Tri Susanto Setiawan Personel Sabyan Gambus berpose di Gedung Trans, kawasan Tendean, Jumat (1/6/2018).

Kerinduan spiritual ini seperti tercermin dari banyaknya view yang menonton/mendengar lagu-lagu Nissa dan Sabyan Gambus. Spiritual memiliki tangga atau tingkatan. Tangga spiritual ini seperti dapat kita simak, salah satunya, dalam Matsnawi karya Jalaluddin Rumi.

Seperti puasa di bulan Ramadhan, bagi Rumi, saat ketika untuk pertama kalinya Al-Quran diturunkan.

Selama bulan Ramadhan, orang yang saleh dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah (Annemarie Schimmel, Mizan, 2005), karena arti puasa adalah mendekati kehidupan malaikat. Rumi melihat puasa sebagai mesin perang yang menghancurkan benteng kegelapan dan kekufuran.

Baca juga: Fakta-fakta Unik tentang Sabyan Gambus

Rasa syukur dan sabar merupakan tingkatan spiritual. Dan lewat syair yang dinyanyikan Nissa bersama Sabyan Gambus telah membawa kita yang mendengar dan menyimak lagu-lagu tersebut pada kerinduan spiritual. Kerinduan spiritual ini merupakan tangga untuk selanjutnya mencapai kebahagiaan spiritual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com