Dia menyebut dirinya sebagai produser musik, sinematografer, dan, di atas semua itu, dia ingin disebut sebagai pemimpi.
"Dan, saya senang banget karena lagu itu bisa masuk ke anak-anak zaman sekarang, bisa didengerin di mobil, enggak cuma didengarkan saat Agustusan (peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI)," katanya.
Baca juga: Doctor & The Professor Masukkan Lagu Nasional ke Album Perdana
Hal itu menurut dia menjadi bukti bahwa anak muda akan lebih menyadari kualitas lagu Indonesia jika dikemas dengan baik.
Selain mengaransemen musik Indonesia, dia juga selalu menyertakan video untuk setiap karya musiknya.
"Saya shooting-nya ribet ke gunung, ke pantai, karena saya ingin mengenalkan rumah kita, Indonesia. Saya ingin menunjukkan bahwa Indonesia layak mendunia dengan kekayaan alamnya yang luar biasa," ucap Alffy.
Dia menceritakan kesulitannya ketika memproduksi video lagu cover Asian Games 2018 di puncak Gunung Penanggungan, Jawa Timur.
Krunya berjumlah 50 orang dengan membawa gamelan yang dipanggul naik gunung. Selama tiga hari mereka berkemah di gunung. Lokasi shooting di alam membuat biaya produksi membengkak.
"Biayanya mahal. Tapi, saya tidak suka menabung. Lebih baik berproduksi semaksimal mungkin, uang habis tidak masalah, karena itu juga investasi untuk mempersembahkan karya terbaik," tuturnya.
Awalnya, Alffy Rev membuat saja aransemen ulang lagu-lagu yang sedang populer dan membawakannya dengan caranya sendiri.
Salah satu lagu yang dibawakannya, cover lagu "Akad" dari Payung Teduh, telah dilihat hingga 17 juta kali di YouTube.
Ide untuk fokus mengaransemen lagu nasional dan lagu daerah justru muncul ketika dia sedang berada di London, Inggris.
Ketika itu dia diundang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk tampil dalam festival Indonesia di kota tersebut. Ketika itu dia belum serius mengaransemen ulang, tetapi pertunjukan musiknya selalu dibuka dengan lagu "Indonesia Pusaka".
"Dari sana saya sudah tidak ingin lagi go international. Saya inginnya Indonesia yang mendunia," katanya.
Alffy Rev belajar bermain gitar sejak di sekolah dasar dan melanjutkannya dengan pendidikan formal di jurusan musik sebuah sekolah menengah di Surabaya.
Ia sempat melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi multimedia, tetapi tak selesai.