Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Irish Bella dan Marissa Nasution yang Kehilangan Anak karena TTTS

Kompas.com - 14/10/2019, 10:46 WIB
Andika Aditia,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, perhatian publik tertuju pada pasangan Ammar Zoni dan Irish Bella yang menarik simpati karena bayi kembarnya meninggal dalam kandungan.

Diketahui, bayi kembar pasangan Ammar Zoni dan Irish Bella meninggal di dalam kandungan pada Minggu (6/10/2019) lalu. Bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni meninggal di usia 26-27 minggu.

Irish disebut mengalami Mirror Syndrome yang berawal dari kondisi bayi kembar yang dikandung istri Ammar Zoni itu mengalami kondisi twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS).

Artinya, pembuluh darah dua janin kembar itu berhubungan, sehingga salah satu janin 'memberi' darah kepada janin kedua.

Mirror Syndrome merupakan keadaan ketika janin mengalami hydrops (bengkak seluruh tubuh) yang menyebabkan ibu juga mengalami kondisi yang sama.

Pada ibu, kondisi ini bisa disertai preeklamsia atau toxemia kehamilan, kelainan atau gangguan progresif yang ditandai kehadiran protein dalam urine serta tingginya tekanan darah.

Ternyata, presenter Marissa Nasution juga pernah mengalami apa yang dirasakan Irish Bella.

Diketahui, pada tahun lalu, Marissa Nasution mengandung bayi kembar. Namun, pada 7 Februari 2018, salah satu bayinya bernama Moana, meninggal di dalam kandungan.

Marissa sangat sedih dan terpukul atas peristiwa pahit itu. Namun, saat itu Marissa belum mengungkapkan penyebab pasti salah satu bayi kembarnya meninggal.

Sampai akhirnya, Marissa Nasution mengungkapkan bila penyebab salah satu bayi kembarnya meninggal adalah karena TTTS, sama seperti apa yang dialami oleh Irish Bella.

Namun, Marissa tak kehilangan kedua bayi kembarnya. Salah satu bayi, Alaia Moana atau kerap disapa Allie selamat, sedangkan adik kembarnya meninggal dunia.

Pengalaman Marrisa kehilangan bayi kembarnya ia ceritakan dalam sebuah video berjudul "Cerita Kehamilan Kembar TTTS - Twin to Twin Transfusion Syndrome - what to do" yang diunggah dalam kanal YouTube pribadinya, Jumat (11/10/2019).

Dalam video itu, Marissa mengaku rutin memeriksakan kandungannya ke dokter. Namun, sepulang dari babymoon di Selandia Baru, ia merasa perutnya menjadi sangat besar.

Melihat perubahan yang signifikan itu, ia merasa ada yang salah dari kandungannya. Marissa Nasution segera memeriksakan kandungannya tersebut.

"Setelah aku check up dokter bilang Twin A tidak sebesar Twin B. Waktu itu dua-duanya masih hidup, tetapi kok enggak ada keseimbangan antara berat badan mereka," Marrisa dalam video tersebut seperti dikutip Kompas.com, Minggu (13/10/2019).

Saat itu, dokter mendiagnosis Marissa mengalami TTTS. Padahal, usia kandungannya baru empat bulan.

"TTTS itu adalah sebuah penyakit plasenta yang bisa terjadi di kehamilan kembar yang identik. Yang artinya mereka berdua akan share satu plasenta," ujar Marissa.

Baca juga: Marissa Nasution Sempat Grogi Jadi Ibu Baru

Mendengar diagnosis dokter, Marissa dan suami langsung mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang TTTS.

Beberapa saat kemudian dokter menginformasikan bahwa di Indonesia belum ada alat yang mumpuni untuk melakukan operasi.

Marissa disarankan untuk melanjutkan pengobatan ke Australia. Saat itu, Marissa terkejut karena pengobatan di Australia pasti akan membutuhkan biaya yang besar.

Baca juga: Marissa Nasution Mengandung Bayi Kembar

"Untungnya suami ingat ada teman di Singapura yang juga pernah mengalami. Dia lalu email dan mereka sarankan satu dokter di Singapura," kata Marissa.

Mendengar saran itu, Marissa dan suami langsung terbang ke Singapura. Mereka mengunjungi KK Women's and Children Hospital dan menemui dokter spesialis.

Baca juga: Tinggal di Singapura, Marissa Nasution Sibuk Mengurus Anak

Saat itu, dokter menyebut kasus yang dialami Marissa termasuk langka. Menurut dokter, salah satu bayi kembarnya tak berkembang dan kemungkinan besar akan meninggal dunia.

Dokter mengatakan, salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah melalui sebuah operasi bernama laser ablation.

"Di mana koneksi antara dua anak kembar akan diputus. Jadi mereka berjuang sendiri," tutur Marissa.

Baca juga: Setelah Berjuang, Salah Satu Bayi Kembar Marissa Nasution Meninggal

Marissa mengatakan, dengan langkah ini, ada kemungkinan 50 persen kedua bayi akan bertahan.

Keberhasilan laser ablation juga dipengaruhi kondisi pembagian plasenta kedua bayi kembar.

Ternyata pembagian plasenta kedua bayi kembar Marissa tak seimbang dan akhirnya salah satu bayi Marissa meninggal dunia.

Marissa Nasution pun berharap pengalaman yang ia ceritakan dapat menjadi informasi penting untuk perempuan-perempuan hamil lainnya, terutama yang sedang mengandung bayi kembar.

Baca juga: Seperti Irish Bella, Marissa Nasution Juga Pernah Kehilangan Bayi karena TTTS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com