"Meskipun ternyata makin lama makin mahal juga biaya produksinya (di Bandung) dan mungkin ground zero-nya di Bandung, tetapi headquarter-nya kami pindahin ke sini (Jakarta)," kata David.
Untuk proses desain dan pengembangan, David turun tangan langsung.
Ia memastikan agar konsep bisnis clothing yang ia jalani sesuai tujuan awal. Kalau pun menyerahkan pada orang lain, David ingin betul-betul klop.
Baca juga: David NAIF Bikin Ilustrasi Fan Art Kece untuk Gundala
"Aku yang pilih semua sampai detail-detailnya, tetapi ya untuk kayak artist-artist kami pilih, kayak misalnya lettering, ini contohnya ada anak Bandung namanya Ilham, kami cari banget bakat-bakat kayak gitu. Senang kalau nemu yang begitu dan memang pengin ngembangin seniman-seniman lokal," ujar David.
Selain itu, kendala lain yang sering ia temui adalah ketersediaan material produksi. Ia sadar bisnisnya belum sekaliber perusahaan besar lainnya.
"Kalau material (bahan pakaian) banyak, cuma problemnya karena kami small player bukan big company yang bisa beli bahan bergelondong, kami kalau beli bahan satu itu misalnya buat jaket merah ini, ya sudah kita cuma bisa bikin berapa biji. Kadang enggak bisa nemu lagi bahan kayak gitu, jatuhnya limited karena keterbatasan," ujar David seraya menunjukkan koleksi yang pernah dipakai Presiden Jokowi.
Baca juga: David NAIF Pamer Dada Bidang di Panggung Synchronize Fest 2018
Salah satu strategi David untuk bisnisnya adalah dengan tak segan merangkul berbagai komunitas yang ada.
Ia merangkul komunitas bukan untuk mengenalkan produknya serta memfasilitasi komunitas tersebut.
"Kalau gue lebih kayak fasilitator saja, misal 'nih komunitas butuhnya apa ya," ujarnya.
Baca juga: David NAIF Hubungi Tompi via Instagram untuk Garap Klip Video Berubah
David bersyukur, sejauh ini, produknya telah merambah ke beberapa negara luar. Namun, ia tetap menjadikan Indonesia sebagai pasar utama.
"Ya so far paling jauh masih Amerika, Italia, ya meskipun potensi terbesar gue masih di Indonesia sudah itu saja. Bagus appreciate dari orang luar, tetapi gue lebih ingin diterima di lokal saja," ujar David.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.