Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Leila S Chudori
Penulis & Wartawan

Penulis, Wartawan, Host Podcast "Coming Home with Leila Chudori"

Coming Home with Leila Chudori: Rocky Gerung Mengupas Gabo

Kompas.com - 24/06/2020, 07:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Marquez sengaja memberikan nama-nama yang sama kepada tujuh keturunan Buendia sehingga pada saat membaca kita harus sangat awas dan bisa membedakan di antara empat orang Jose, 22 Aurelian, lima Arcadios, dan beberapa Ursula.

Belum lagi berbagai keajaiban yang timbul sporadik di mana-mana. Selain "mereka yang mati" lalu lalang dengan orang-orang hidup, ada pula penyakit insomnia yang menyerang khalayak sehingga mereka bisa saling membaca mimpi.

Segala yang terjadi ini memang tak perlu dinikmati dengan logika keseharian, tetapi logika Marquez dan Macondo.

Namun, bahkan dalam membangun jagat Macondo beserta logika keajaibannya, sesekali realita Macondo itu terasa tak konsisten.

Misalnya, tokoh-tokohnya memiliki keinginan tahu yang dalam tentang segala sesuatu yang di dunia modern dikenal sebagai sains, seperti terjadinya es atau cara kerja magnet, atau bagaimana mereka meyakinkan bahwa bumi bundar; tetapi mereka begitu saja menerima bagaimana karpet bisa terbang.

Toh Marquez seolah sengaja dengan segala inkonsistensi di dalam dunia Macondo, termasuk pelbagai tema yang gelap dan purba, seperti pemerkosaan dalam perkawinan (marital rape) dan inses. Ini semua harus diterima sebagai bagian dari jagat Macondo.

Perkara tema-tema 'purba' yang bertebaran di sepanjang novel ini, Rocky Gerung mempunyai jawaban di dalam podcast yang mengudara hari ini.

Demikian juga pertanyaan besar perkara mengapa aliran realisme magis berikut gaya Marquez dikagumi dan dipuja ini begitu banyak pengikutnya hingga ke dunia sastra Indonesia.

Salah satu analisis Rocky adalah "keinginan mencari sesuatu yang distinctive". Perkara distinctive itu memang berhasil menerobos pada sebuah bentuk dan isi yang baru, yang 'pas', itu perkara lain.

Soal pengaruh Gabo yang mengalir sampai ke Indonesia juga dibahas dengan panjang lebar termasuk apa yang membuat "hanya ada satu Gabo" seorang sastrawan berlatar belakang jurnalisme yang sangat memahami pentingnya sejarah.

Rasa pesimisme yang kuat dalam novel ini-–dengan menunjukkan betapa sejarah selalu berulang--juga menjadi salah satu titik perbincangan dengan Rocky Gerung tentang karya Gabriel Garcia Marquez yang bisa Anda dengarkan sekarang melalui Spotify atau platform lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com