Jika selama puluhan tahun nama Goenawan lebih dikenal sebagai penyair, eseis, wartawan, pendiri majalah Tempo, penulis libretto beberapa pertunjukan panggung, kini ia memutuskan berekspresi melalui novel.
Naskah dramanya berjudul "Surti dan Tiga Sawunggaling"--dan sudah dipentaskan beberapa tahun silam dengan—kini berubah bentuk dan diperluas menjadi sebuah novel.
Di dalamnya, kita menemukan hal-hal baru, adegan baru, tokoh baru. Salah satunya tokoh anak bernama Niken, "... satu-satunya anak kami, tenggelam di laut", diperkenalkan sejak awal dengan cara yang mengejutkan dan diletakkan sebagai anak kalimat.
Seperti puisi-puisinya, novel Goenawan sangat menahan diri untuk tidak terlalu dramatik, tidak bergelora meski peristiwa yang digambarkan cukup tragis.
Di dalam podcast bagian pertama ini, kita juga akan mendengar mengapa 20 tahun terakhir ia memilih seni pertunjukan sebagai "rumah baru".
"Saya menemukan keluarga baru," demikian Goenawan mengemukakan salah satu alasan. Di dalam Edisi ini juga kita akan mendengarkan apa pendapatnya tentang institusi Tempo yang dulu didirikannya bersama kawan-kawannya.
Episode "In Conversation with Goenawan Mohamad" bagian pertama dapat Anda dengarkan mulai sekarang di Spotify.
Adapun bagian kedua bisa Anda dengarkan Rabu mendatang, 30 September 2020.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.