OKINAWA, KOMPAS.com -- Berita Semenanjung Korea di ambang perang begitu mencemaskan. Jarak Pulau Okinawa dengan daerah panas itu hanya dua jam terbang saja.
Masih terbayang juga adegan memilukan film Hacksaw Ridge yang berlatar pertempuran Okinawa pada 1945. Nyatanya, warga Okinawa justru menebar tawa dalam Okinawa International Movie Festival 2017 pada 20-23 April lalu.
Jejak Perang Pasifik 70 tahun lalu itu terasa sejak mendarat di Bandara Internasional Naha. Pesawat tempur lawas berbendera Nippon masih terparkir. Amerika pun masih punya pangkalan militernya di Okinawa hingga hari ini.
Posisinya strategis untuk menyiapkan pasukan pada masa konflik Semenanjung Korea saat ini, juga kemelut rebutan kawasan Laut China Selatan.
Jadi sebenarnya masih ada ketegangan yang membayangi Okinawa. Namun, industri hiburan memupuri kecemasan itu.
"Masa setelah pertempuran Okinawa, leluhur kita merayakan kehidupan. Nyanyian, tarian, dan tawa dibutuhkan dalam perayaan. Kita telah melalui banyak babak sedih. Mari ikuti leluhur kita merayakan hidup," demikian kalimat pembuka dalam buklet festival film tahunan ini.
Untuk perhelatan kesembilan kali ini, penyelenggara menuliskan kata "Oh! Kinasai" dalam poster resminya. Kata itu mengandung dua makna. "Okina sai" bisa diartikan sebagai "bangkit", dan "kinasai" berarti "datanglah".
Yoshimoto Laugh and Peace Inc, badan bentukan Yoshimoto Kogyo untuk festival ini, mengundang film-film dari luar Jepang, seperti Indonesia, Korea, Hongkong, Taiwan, dan Thailand.
Layar lebih banyak juga tersedia bagi film-film dari segala penjuru Jepang, sebagian besar berbalut komedi.
Indonesia diwakili film Hangout produksi Rapi Films. Film besutan Raditya Dika ini diputar Sabtu (22/4/2017) di Sakurazaka Theater di pusat Kota Naha, kota teramai di Okinawa.
Sakurazaka adalah bioskop mini yang sering memutar film independen dari Jepang dan Eropa. Auditorium berkapasitas sekitar 60 orang hampir penuh.
Hangout dikelompokkan di kategori Special Invitation. Ada delapan film lain di sini, yang seluruhnya baru pertama tayang di Jepang.
Salah satu film yang disorot di kategori ini adalah Karanukan, atau River God, disutradarai Yasuhiro Hamano.
Filmnya tak banyak dialog. Bahasa gambarnya; cahaya matahari, sungai yang berkilau, dan langit yang tenang menyuguhkan kegembiraan ketika menontonnya.
Menurut Yasuhiro, kegembiraan yang sama bisa dirasakan ketika tergelak menonton film komedi.