Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Film Okinawa 2017: Tertawalah walau Perang Bisa Kapan Saja

Kompas.com - 30/04/2017, 22:41 WIB

"Saya ingin menyuguhkan keajaiban dari merasakan (feeling) daripada mengetahui (knowing)," kata Yasuhiro.

Film warga
Selain menyajikan film sutradara "betulan", festival ini juga jadi ajang pamer karya sutradara "karbitan".

Ada 10 judul, dan 46 nominasi yang masuk kategori The Local Origination Project. Kategori ini seru sekali. Pembuat filmnya diminta memamerkan kelebihan setiap daerah.

Prasyarat itu mendorong Eiji Nakano, kakek berumur 60 tahun yang pernah menyopir taksi, membesut film Natashozuke Dream.

Ia hendak mengabarkan kepada dunia bahwa timun dari kota Oi di Prefektur Fukui cocok dibuat acar. Betul, ini film tentang obsesi pada timun dan acar.

Dengan cara yang agak ngeselin, Eiji memaksa turis Jerman mencicip acar dan memberi penilaian di tabel yang ia bikin. Hasilnya banyak yang suka, tetapi banyak juga yang tidak.

"Tapi aku yakin acar ini enak, dan semua orang harus tahu," ucapnya di pengujung film, tapi gambar yang muncul di layar adalah peralihan kecebong menjadi katak.

Film lainnya adalah Ranzan The Movie. Film ini adalah tipikal film superhero yang ada monster sebagai penjahatnya.

Monsternya adalah makhluk batu karang, berakal dangkal yang punya bos bernama General Skull, makhluk jerangkong. Duo penjahat ini punya misi memanaskan suhu dunia.

Plotnya sederhana: jagoan pasti menang. Koreografi berantem pun kakunya minta ampun. Namun, selama menumpas kejahatan, Ranzan mengajak kita menyusuri Kota Yoichi di Prefektur Hokkaido.

Ranzan, yang diperankan Da-Yasu ini mampir berendam di pemandian air hangat. Ia juga melintasi kios agen perjalanan.

Ranzan yang ninja ini juga menyicipi wiski di penyulingan lokal, sementara para monster bersantap babi panggang di sebuah kedai. Sepertinya, demi kedai dan tempat berendam itulah Ranzan berjibaku melawan monster.

Film Harvest! terasa lebih nyata. Film musikal ini bercerita tentang keluarga petani buah di Fukushima.

Adegan absurd muncul juga ketika mendiang ibu keluarga itu bangkit dari kubur menenangkan badai petir. Pesan sutradara Kiyoto Kawamura lewat film terbaca gamblang.

Fukushima adalah sentra buah, terutama persik dan anggur, di Jepang. Kerusakan reaktor nuklir akibat gempa meresahkan petani karena produknya tak laku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com