"Rata-rata benda tua berbau mistis. Saya punya meja tua dari (zaman) Belanda di lantai tiga (rumahnya), tapi dikembaliin melulu sama yang beli karena katanya ngajak 'ngobrol' melulu setiap Jumat, jadi pada enggak tahan katanya," cerita Dhani dalam wawancara di kediamannya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2013).
Bukan hanya meja tua dari zaman Belanda itu saja yang menjadi koleksi Dhani. "Paling susah meja lurah. Itu dulu setiap lurah punya meja sendiri. Terbentuk dari kayu jati dan khas. Saya suka bentuknya primitif, lebih tua. Ada banyak yang tua, ada dari tahun 1800-an, (berupa) lemari dan pendapa," ungkapnya. "Ini lantainya bekas Universitas Bung Karno, tapi enggak terlalu tua, dari 1950-anlah. Lantai kayu itu ada seratnya, itu semakin tua. Jati hampir sama kayak manusia. Semakin tua, ya tua, enggak bisa dibuat-buat dan dipoles," lanjutnya.
Bagi Dhani, koleksinya tersebut bisa menjadi warisan berharga untuk ketiga anaknya, Al, El, dan Dul. "Ini jadi warisan saya paling berharga buat Al, El, dan Dul. Anaknya yang kebagian. Kalau beli mobil baru, pasti turun harganya," ujar Dhani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.