Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati Rinto Harahap Hanya untuk Musik

Kompas.com - 10/02/2015, 00:15 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Artis musik kenamaan Rinto Harahap (65), yang tutup usia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, Senin (9/2/2015) malam, merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Sebelum mendedikasikan hidupnya untuk musik, dia pernah bercita-cita menjadi dokter.

Di masa awal kariernya, Rinto sempat bekerja pada sebuah perusahaan besi beton. Pada malamnya, ia mengamen di klub malam. Rinto bersama abangnya Erwin Harahap, dan dua temannya, yakni Charles Hutagalung dan Reynold Panggabean, mendirikan grup band The Mercy's. Grup ini meraih kejayaan pada era 1970-an dengan mengeluarkan banyak lagu yang populer pada masa itu. Beberapa di antaranya menjadi lagu yang terus melegenda hingga saat ini.

Setelah The Mercy's bubar, bersama Erwin Harahap, Rinto membentuk usaha rekaman Lolypop. Beberapa penyanyi Indonesia yang berhasil diorbitkannya, antara lain Nia Daniati, Betharia Sonata, Christine Panjaitan, Iis Sugianto, dan Eddy Silitonga.

Rinto pernah membuat album rekaman sebagai penyanyi. Kesuksesannya dalam mencipta lagu dan menyanyi mendapat Anugerah Seni dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen P&K, sebagai pencipta lagu, sekaligus penyanyi yang berprestasi, pada Maret 1982. Bahkan perusahaan rekaman Filipina, WEA Record, pernah memberikan kepercayaan padanya untuk mengekspor lagu-lagunya. Sayang, meski berhasil terkenal, beberapa lagunya sempat dibajak dan dinyanyikan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Tagalog.

Rinto juga pernah diberi kepercayaan menjadi Ketua Umum Yayasan Karya Cipta Indonesia. Sayang, saat dirinya terkena stroke, posisinya digantikan oleh musisi Munif Bahasuan.

"Muka Rambo, Hati Rinto"
Ingat ungkapan "muka Rambo, hati Rinto"? Hal ini lahir karena "kesangaran" Rambo dan lagu-lagu Rinto Harahap pada 1970-an dan 1980-an yang dibilang cengeng. Rinto ternyata keberatan ketika lagu-lagunya dibilang cengeng.

"Lagu cengeng itu konotasinya enggak bagus, yang kalau kita dengar seperti dilecehkan. Itu yang membuat saya menentang," tekan Rinto dalam wawancara dengan reporter Kompas.com, Irfan Maullana, di sela peluncuran album The Masterpiece of Rinto Harahap with Tohpati di Jakarta, pada 2010 lalu.

Rinto mengatakan, lagu-lagu yang diciptanya, seperti "Benci Tapi Rindu" dan "Jangan Sakiti Hatinya", lebih condong terkesan sedih. "Kesan air mata itu yang bagus daripada cengeng. Kalau air mata itu ada sebabnya keluar. Kalau saya lebih condong ke (lagu) sedih dan air mata," ungkap lelaki kelahiran Sibolga, Sumatera Utara, 10 Maret 1949, tersebut ketika itu.

Rinto juga mengaku bangga karena kini lagu-lagunya dikelola oleh perusahaan rekaman Sony BMG Music Indonesia.

"Ini suatu kejadian yang sangat ditunggu-tunggu oleh seniman dan termasuk saya ketika karya-karyanya dikenakan tarif seperti yang diundang-undangkan. Lagu itu harus dikuasai oleh perusahaan bonafide yang mampu meneruskan lagu itu," ujar Rinto.

"Lagu yang saya daftarkan ada 518 buah, saya berikan kepada Sony BMG untuk dikelola sepenuhnya," terangnya.

Rinto menikah dengan wanita asal Solo, Lily Kuslolita, yang berbeda usia tiga tahun. Mereka menikah pada 9 November 1973. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga orang anak. Yang sulung adalah Cindy Claudia Harahap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com