Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artis Gemar Moge, Hobi atau Investasi?

Kompas.com - 24/10/2019, 14:39 WIB
Andika Aditia,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang beranggapan hobi bisa hanya menghabiskan uang atau justru menghasilkan uang.

Contohnya hobi sepeda motor berkubikasi besar. Motor gede atau moge jelas mahal. Bukan hanya soal harga belinya, tetapi juga biaya perawatan dan pajaknya.

Namun para artis pehobi moge berpendapat kuda besinya memiliki nilai investasi yang tinggi dan terus bertambah seiring waktu.

Menurut aktor senior Budi Dalton, bila tepat dalam memiliki motor dengan kriteria tertentu, maka hampir dipastikan bisa dijadikan sebagai investasi.

“Selama motor yang dipilih tidak salah. Apalagi, kalau sudah motor vintage (bisa jadi investasi). Sekarang kita beli motor-motor klasik saja itu sudah tinggi,” ucapnya.

Baca juga: Rhoma Irama Malah Ingin Membeli Moge Saweran dari Bos Batu Bara

Pria yang akrab disapa Kang Budi pun mencontohkan beberapa pengalaman yang pernah ia rasakan ketika motor miliknya punya investasi bernilai tinggi.

“Contohnya dulu saya beli motor WL 350 cc tahun 1948, dulu saya beli tahun 1987 itu Rp 1.250.000, sekarang WL harga Rp 300 juta saja enggak ada (dapat), susah, tapi itu dulu, kalau sekarang mah sudah telat, orang-orang sudah pada tahu,” tutur Budi.

Menurut Budi, ada beberapa kriteria yang membuat sebuah motor punya nilai yang fantastis. Mulai dari orisinalitas hingga nilai seni yang ada pada motor tersebut.

“Orisinalitas, jadi makin orisinil makin mahal, apalagi kalau surat-surat lengkap. Selebihnya kalau punya nilai seni, secara estetika. Misalnya, dibuatkan satu role model chopper konsep sebuah motor karya seni role model untuk auto show, itu enggak ada harganya, berapa saja harganya pasti dibeli,” tutur Budi.

Hal serupa juga dirasakan oleh Tora Sudiro. Aktor jebolan acara komedi Extravaganza ini merasa motor yang ia koleksi adalah hal yang tepat untuk dijadikan investasi.

Baca juga: Dikawal Moge, Jenazah Istri Kedua Opick Dibawa ke TPU Semper

Menurut Tora, ketimbang penghasilannya habis hanya untuk makan, lebih baik digunakan untuk investasi dari motor yang sudah cukup ia pahami.

“Makanya kita harus taruh (investasi) di sesuatu yang kita suka. Kayak gue ada motor, gue belinya Rp 80 juta, sekarang harganya sudah sekitar Rp 300 juta, itu gue punya motor BMW R75 tahun 1973, gue belinya sekitar 10 tahun yang lalu. Cuma gitu kadang motor harganya bisa berubah,” papar Tora.

Motor bisa menjadi investasi bernilai tinggi juga ditegaskan oleh Dimas Anggara, ia merasa motor dapat menjadi investasi jangka panjang.

Namun, kata Dimas, jangan berharap investasi tersebut akan menuai hasil bila motor yang dimiliki baru seusia jagung.

“Sebenarnya menurut gua kalau otomotif jangka panjang pasti akan naik. Kan jadi sesuatu barang yang antik kan? Bisa jadi aset juga,” ucapnya.

Baca juga: Sule Beli Moge Tanpa Izin Jadi Salah Satu Pemicu Gugatan Cerai Lina

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau