Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika "Siti Nurbaya" Jadi Drama Musikal Kontemporer

Kompas.com - 21/03/2014, 17:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Kisah Siti Nurbaya yang diambil dari novel Marah Rusli terbukti tak lekang oleh waktu. Setelah versi sinetron, kini Siti Nurbaya hadir lagi dalam bentuk drama musikal dengan sutradara dan penulis skenario Denny Malik.

Drama musikal Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) akan dipanggungkan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada 29-30 Maret 2014. Pertunjukan ini memadukan drama atau teater, musik dan lagu, serta tari. Bisa dikatakan, para penampil di drama ini harus mampu berakting, menari, dan menyanyi.

Tiga unsur utama itu, drama, tari, dan lagu, akan diwarnai dengan pertunjukan sulap oleh Demian. Bagaimana nanti hasilnya? Denny Malik berharap penonton akan terkesiap, bukan hanya oleh suara indah para penampil, melainkan juga kemasan dan tontonan secara keseluruhan.

Denny menggodok gagasan ini hingga menjadi naskah selama dua tahun. Ia ingin menyajikan karya besar yang membumi, mengindonesia, tetapi dalam kemasan yang berbeda.

"Saya penginnya love story seperti Romeo and Juliet, yang indah dan mendunia. Namun, kalau bikin Romeo dan Juliet, kok, tidak mengindonesia. Ketemulah Siti Nurbaya, ini sastra Indonesia karya Marah Rusli yang makin populer sejak dibikin sinetron bertahun-tahun lalu," papar Denny saat pamer pertunjukan kepada wartawan, pekan lalu, di Jakarta.

Kisah Siti Nurbaya ini cocok sekali bagi Denny, dan ide-idenya pun muncul saat membuat skenario.

"Sumatera itu dinamis. Di sini ada latar belakang kerajaan juga. Jadi glamornya dapat, tragedinya bagus. Pilu, menyayat, menyedihkan, ini menarik. Namun, kami menampilkannya dengan ngepop tanpa mengurangi nyawa atau roh kisah dari Sumatera Barat ini," tutur Denny.

Musik adalah unsur paling penting dalam pertunjukan ini. Musik mendukung penuh drama. Ada 32 lagu yang dibikin dan diaransemen oleh penata musik Otti Jamalus. Lagu-lagu tersebut dipadu dengan dialog, seperti lazimnya sebuah drama musikal.

"Kami juga memadukan musik modern dengan alat musik daerah, misalnya talempong. Saya makin tertantang. Cerita ini milik bangsa dan orisinal. Harapannya bisa membantu juga misi kebudayaan Indonesia ke luar negeri," kata Denny, yang memulai proses casting dan latihan bersama para pemain sejak Januari 2013.

Proses casting menjadi tidak mudah karena Denny harus mencari orang yang pintar akting, menyanyi, dan menari. Hingga akhirnya didapatkan pemeran utama drama ini, Leona (runner up kontes The Voice Indonesia), sang Siti Nurbaya.

"Saya jatuh cinta dengan suara Leona. Suara memang menjadi hal yang paling penting, jadi harus bagus. Untuk akting, Leona memang belum berpengalaman, tetapi akhirnya berkat usaha kerasnya dan kami semua, jadilah sesuai harapan," kata penyanyi lagu "Jalan Sore" yang kondang pada tahun 1980-an ini.

Mengapa drama musikal? Denny sebetulnya terobsesi dengan drama-drama musikal di luar negeri, terutama New York dan London.

"Di London, misalnya, bikin drama musikal itu serius banget dan jadi pertunjukan sampai berbulan-bulan," ujarnya.

Misalnya saja drama musikal Mama Mia yang juga sudah difilmkan.

Aktor dan penyanyi Ariyo Wahab memerankan Baginda Sulamiman. Andy /rif menjadi Datuk Maringgih, dan Arro (lulusan The Voice Indonesia) memerankan Samsul Bahri. Pemain lain adalah Dewi Gita, Iman dari J-Rocks, Candil, Netta, dan Aria SamSonS.

Andy, meski baru pertama bermain teater, mendapat peran menantang sebagai Datuk Maringgih. Tokoh antagonis ini sangat sentral dan penting, dan ini membuat Andy pun berusaha keras mewujudkan yang terbaik.

"Saya ingin keluar dari karakter HIM Damsyik yang memerankan Datuk Maringgih di sinetron. Saya tidak akan seperti HIM Damsyik," ucapnya.

Ariyo Wahab juga menekankan satu hal, menari, sebab akting dan menyanyi sudah menjadi pekerjaannya.

"Menari ini yang juga butuh latihan agar kompak dengan pemeran lain. Kan, ada adegan yang nari bareng. Hal lain yang harus dihayati," ujarnya.

Atraksi sulap akan menjadi suguhan visual yang memukau, seperti dijanjikan ilusionis Demian.

"Sulap itu seni, dan saya bangga seni saya dipakai di pementasan ini. Saya menyatukan ilusi yang biasa saya perform- kan dengan drama musikal ini. Para pemain juga nanti memainkannya, lho," kata Demian.

Bagaimana jadinya kisah Siti Nurbaya dalam sebuah drama musikal kontemporer yang ngepop?

"Saya yakin akan menjadi pertunjukan yang indah," kata Renitasari Adrian, Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation, yang mensponsori pertunjukan ini. (Susi Ivvaty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau