"Tetapi, kami semua sepakat menanggalkan itu semua. Kami ingin membuat album sesuai keinginan kami, sekreatif mungkin, dan tanpa membatasi diri," ujar Fogg dalam rilis resmi band.
Mereka membuat lagu di sela jadwal tur yang padat, tak lagi ketika jenuh di rumah.
Terkadang penulisan lagu mereka kerjakan bersama, tetapi ada juga yang ditulis Howard sendirian. Waktu menulis yang hilang ditelan kesibukan tur dan promo digantikan Howard dengan bekerja 18 jam sehari selama lima hari berurutan di lantai bawah tanah rumahnya.
Pertemuan dengan lebih banyak orang memberi warna baru pada corak musik mereka, seperti yang tersurat pada judul album Sound & Color.
Mereka menghasilkan groovy blues pada "Shoegaze" serta mengimbuhkan nuansa psikadelik pada "Gemini" yang hening. Ada pengaruh Prince dalam beberapa lagu di album itu.
Lampu sorot rupanya masih menaungi mereka hingga memboyong tiga Grammy, sama jumlahnya dengan yang dibawa si bintang pop Taylor Swift pada Grammy Awards 2016 ini.
Kegemilangan itu hendak mereka rayakan dengan menggelar tur musim panas sampai Amerika Selatan dan Eropa. (NEW YORK TIMES/ROLLING STONE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.