Anggun mempertanyakan akan seperti apa sikap publik Indonesia andai Joey tidak menjadi nomine Grammy Awards 2016.
"Apakah jika albumnya tidak dapat nominasi dari Grammy Awards, mungkinkah orang Indonesia akan tahu keberadaannya dan tetap bangga dengannya?" tulis Anggun.
"Jawabannya pasti berbeda-beda. Tapi buat banyak orang, yang paling penting nama Indonesia bergaung," tulisnya lagi.
Anggun juga menyoroti sikap sebagian netizen Indonesia yang tersampaikan lewat media sosial serta isi sejumlah portal berita Indonesia.
Dari situ, Anggun membandingkan sikap sebagian netizen Indonesia dan isi beberapa portal berita itu dengan sikap mereka terhadap vokalis pop Agnes Monica, yang sekarang menggunakan nama Agnez Mo.
Menurut Anggun, adalah tidak adil mereka memuji Joey, sementara bersikap sebaliknya terhadap Agnez, yang belum berhasil go international, padahal sering berbicara soal cita-citanya itu.
"Jika saya mengikuti logika berbagai tulisan itu, kesimpulannya adalah boleh mempunyai mimpi, tetapi harus berhasil. Saya pikir ini tidak adil sama sekali," tulisnya.
"Meraih mimpi itu hal yang sukar, banyak tahap yang harus dilewati, banyak juga faktor yang harus dimiliki, salah satunya adalah faktor keberuntungan," tulisnya lagi.
Anggun melihat, selain bekerja keras, Joey memiliki keberuntungan.
Joey beruntung karena berbakat besar, punya orangtua yang mendukung, diketahui talentanya oleh pemusik jazz AS kawakan dalam industri musik AS, serta berada di genre musik jazz, yang persaingannya tak seberat di genre yang dimasuki oleh Agnez.
"Kembali ke Agnez Mo dan fenomena Joey Alexander, yang menarik buat saya di sini adalah antara ambisi dan ekspektasi orang Indonesia terhadap seorang artis," tulis Anggun.