Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Orang Bilang Tanah Kita Tanah Surga…”

Kompas.com - 23/07/2016, 19:34 WIB

Penjelasan Yok, "Kuntul, burung kecil, kok, mengaku banyak (angsa) yang berbadan lebih besar. Kalau sekarang itu, kan, namanya mark up."

Dalam lirik juga disebut "Arep mulyo kudu marsudi/ Buto Ijo ojo digugu…." Artinya, kalau ingin hidup mulia, haruslah bekerja keras, Buto Ijo (raksasa hijau) jangan dipercaya.”

Dalam mitologi Jawa dikenal sosok Buto Ijo atau raksasa hijau yang bisa memberikan kekayaan instan kepada mereka yang memintanya dengan syarat tertentu. Yok, lewat lagu itu, sebenarnya bicara tentang korupsi atau upaya orang untuk mencari kekayaan dengan jalan pintas.

Mewarnai Koes Plus

Yok Koeswoyo ikut mewarnai Kus Bersaudara dan Koes Plus. Bersama kakak-kakaknya, Koesdjono atau Djon Koeswoyo, Koestono (Tonni), Koesnomo (Nomo), dan Koesyono (Yon), Yok tergabung dalam Kus Bersaudara sejak umur belasan tahun. Dalam Kus Bersaudara, Yok yang bermain bas berpasangan dengan Yon. Mereka berduet yang mengacu pada duet Everly Brothers, duet asal Amerika Serikat populer pada akhir 1950-an.

Pada pertengahan era 1960-an, Kus Bersaudara mengubah orientasi dari Everly Brothers ke jenis-jenis musik Beatles, Rolling Stones, dan Bee Gees. Pada jelang akhir 1960-an, Nomo keluar dan dibentuklah Koes Plus dengan Murry sebagai drummer.

Yok sebagai salah seorang vokalis Koes Plus memberi ciri dengan suara tinggi melengking ala penyanyi rock. Misalnya, pada lagu "Pencuri Hati" dan "Jemu". Akan tetapi, suara Yok bisa juga lembut, seperti pada lagu "Mawar Bunga" dan "Aku Sendiri".

Lagu-lagu gubahan Yok juga ikut melegendakan Koes Plus. Tema sangat beragam, mulai dari cinta yang memang menjadi jualan utama dalam industri musik sampai cinta Tanah Air, lingkungan, dan Yang Maha Esa. Lagu cinta gubahan Yok antara lain "Why Do You Love Me" yang dalam album Koes Plus Volume 4 (1971) dibawakan oleh Yon Koeswoyo.

Untuk lagu cinta Tanah Air, Yok menyumbang tiga lagu seri Nusantara, yaitu Nusantara 3, 5, dan 8. Seperti diketahui, Koes menulis sebanyak 8 seri lagu Nusantara.

Yok dalam lagunya juga bicara tentang desa dalam "Desaku". Secara halus ia menyindir desa yang tidak kebagian rezeki yang semestinya dalam prinsip pemerataan hasil pembangunan.

Gitaris Dewa Budjana yang memberikan catatan dalam buku Yok itu menuliskan bahwa lagu-lagu Yok dan Koes Plus bicara tentang berbagai aspek kehidupan. Budjana yang sejak kanak-kanak menggemari lagu Koes Plus menambahkan, lagu-lagu mereka menyentuh aspek Tri Hita Karana. "Keharmonisan hubungan antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam lingkungan, dan manusia dengan Tuhan," tulis Budjana.

"Penyuka seni itu menyukai keindahan. Karena suka keindahan, mereka menyukai alam. Suka akan alam, mereka mencintai Pencipta Alam. Sang Pencipta pun mencintai kita," kata Yok.

Yok Koeswoyo
Lahir: Tuban, Jawa Timur, 3 September 1943, anak ke-7 dari 9 bersaudara keluarga Koeswoyo
Kegiatan: Eksponen pada Kus Bersaudara dan Koes Plus

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Juli 2016, di halaman 16 dengan judul "”Orang Bilang Tanah Kita Tanah Surga…”".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com