Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Pendek "Pilihan" Bikinan Mahasiswa Indonesia Menang di Taiwan

Kompas.com - 03/08/2016, 17:26 WIB

Untuk Pilihan, mereka pun membagi tugas. Mufid menjadi "Humble artsy spokeperson", Ayub "Amusing creative chief", dan Fahnurrieski "Wise technical director".

Dengan segala keterbatasan, mereka mulai membuat film yang bisa diterima semua kalangan.
Pilihan mereka pilih sebagai judul film itu.

"Film tersebut berkisah tentang seorang ibu yang patah hati karena terpaksa harus berpisah dengan anak dan suami tercinta untuk meraih mimpinya," ungkap Mufid dalam siaran pers.

"Cerita film ini tentang perjuangan pendatang Indonesia di Taiwan dan pengorbanannya. Dalam cerita ini gue ngambil sudut pandang mahasiswa karena ya kebetulan yang main temen-temen gue juga," terang Ayub.

Pembuatan film pendek tersebut kira-kira tiga bulan. Itu berlangsung ketika ia dan teman-temannya sedang menjalani kuliah pada pertengahan semester terakhir untuk meraih gelar master.

Setelah rampung, film itu diunggah ke YouTube. Tak ada pemutaran perdana atau promosi besar-besaran. Pengenalannya hanya melalui jaringan pertemanan dan media sosial. Namun, tanggapan terhadap film itu positif.

NYALE Project dan Ayub juga mendapat respon seperti apa yang mereka impikan.

"Dari respon orang yang nonton bilang kalau film ini mewakili apa yang mereka alami," ucap pemuda yang pernah bersekolah di Banjarmasin itu.

"Enggak sedikit orang yang udah nonton terus japri ke gue atau tim bilang katanya cerita filmnya mirip banget sama kehidupannya. Bahkan ada bapak-bapak bilang, 'Bikinin dong cerita tentang bapak-bapak, masa ibu-ibu doang, saya juga mau di-shooting', ha ha ha," ceritanya.

Kebetulan, tak lama setelah Pilihan dilepas ke publik, di Taiwan sedang ada The 2nd Immigrant and Migrant Short Film Awards 2016.

Pilihan pun diikutsertakan. Tema yang diangkat dalam Pilihan cocok dengan tema lomba film tersebut.

Menurut Direktur Global Worker’s Organization (GWO), Hsu Jui hsi, program itu bertujuan mendorong masyarakat Asia Tenggara untuk menyampaikan hak mereka.

GWO meluncurkan Immigrant and Migrant Short Film Awards pada 2015 dan menyelenggarakan pelatihan jurnalis gratis di Taichung, Yunlin, dan Kaohsiung, Taiwan. (Alvin Bahar)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com