Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Hati Bareng NDX A.K.A

Kompas.com - 26/02/2017, 18:30 WIB

Dengan modal nekat itulah mereka membentuk NDX A.K.A tahun 2011 dengan genre hip hop dangdut.

Nama "NDX" berasal dari inisial Nanda yang dulu dipakainya saat ikut-ikutan "geng pemuda" di desanya, sementara nama "A.K.A" adalah kata yang biasa dipakai untuk memperkenalkan nama alias.

Ketika pertama kali membentuk NDX A.K.A, Nanda dan PJR tak pernah membayangkan bakal meraih kesuksesan seperti saat ini.

Bahkan, ketika NDX A.K.A mulai mempromosikan karya mereka lewat internet, misalnya, melalui YouTube dan situs berbagi musik reverbnation.com, sejumlah orang mencibirnya.

"Sampai ada yang buat lagu untuk mengejek kami," kata Nanda.

Meski demikian, Nanda dan PJR tak patah arang. Keduanya terus konsisten menghadirkan lagu-lagu hip hop dangdut.

Nanda mengenang, saat NDX A.K.A pertama kali diundang pentas di acara jalan sehat di sebuah kampung di Yogyakarta, mereka hanya dibayar Rp 75.000.

"Awalnya, kami memainkan lagu-lagu orang lain, misalnya, Deddy Dores dan Ratih Purwasih, tetapi sekarang kami menyanyikan lagu sendiri," ujarnya.

Sejak semula, lagu-lagu NDX A.K.A fokus pada tema putus cinta dan dominan memakai bahasa Jawa karena pangsa pasar utama kelompok itu memang anak muda menengah ke bawah di Jawa.

"Sebagian lagu itu berasal dari pengalaman pribadi saya. Selain itu, lagu tentang sakit hati itu, kan, bisa dinikmati semua kalangan, terutama masyarakat bawah," kata Nanda.

Lagu pertama NDX A.K.A, berjudul "Bojoku Digondol Bojone", bercerita tentang pedihnya putus cinta karena sang kekasih memilih orang lain.

Tema semacam ini hadir juga dalam beberapa lagu lain, misalnya "Bojoku Ketikung", "Ditinggal Rabi", dan "Janur Garing". Dalam lagu "Kimcil Kepolen", NDX A.K.A meratap sekaligus menyumpah tentang cewek matre yang meninggalkan kekasihnya yang miskin:

"Opo koyo ngene susahe wong kere
Ameh nyandeng tresno kalah karo bondo"
(Apa kayak gini susahnya orang miskin
Ingin menjalin cinta tapi kalah karena harta)

Dengan lagu-lagu semacam itu, NDX A.K.A berhasil menjadi penyambung lidah bagi anak- anak muda kelas menengah-bawah yang kerap mengalami putus cinta.

Tak heran, kelompok itu sangat populer di kalangan anak muda menengah ke bawah, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sejak awal 2014, NDX A.K.A pun diundang pentas ke sejumlah kota, misalnya, Solo, Semarang, Sragen, Boyolai, Kebumen, Jepara, Surabaya, Jember, Tulungagung, Blitar, dan sebagainya.

Di sejumlah kota, para penggemar NDX A.K.A yang bernama Familia juga membentuk komunitas.

"Dalam sebulan, kami bisa manggung sebanyak delapan kali," kata Nanda.

Rata-rata pentas NDX A.K.A dihadiri ribuan penonton. Bahkan saat NDX A.K.A tampil di Jepara, Jawa Tengah, 17 Agustus 2016, jumlah penonton diperkirakan mencapai 20.000 orang.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com