Seperti kombinasi dari HG Wells, John Naisbitt, Alfin Toffler, atau Al Gore, yang memandang dunia dalam kondisi mengenaskan, meskipun kita dan tak ketinggalan para desainer mulai merasakannya sendiri gejala-gejala “katastropik” yang tengah terjadi.
Sementara itu di Cascina Cuccagna, mereka membingkai kapitalisme yang dikatakan mengalami senjakala, sebuah skenario muram disodorkan. Para desainer kemudian membincangkan isu-isu politik, krisis energi, dan masa depan bumi.
Mereka mewujudkannya via instalasi, produk-produk revolusioner berkonteks masa depan.
Membayangkan semangat retro, era ketika kehidupan belum mengeksploitasi sumber daya alam di masyarakat pra industri. Semangat romantisme diuarkan, dengan berbalik ke alam dengan produk recycle atau ketika era dengan konsep bengis “homo homini lopus” atau manusia menjadi predator bagi sesama dikritik keras.
Budi Pradono dan dua anjing
Salah seorang partisipan, arsitek sekaligus desainer dari Indonesia Budi Pradono, menyajikan simbol ungkapan keterasingan jiwa berbentuk dua anjing: Poppy & Brownie (Poppy dengan berat 1 kg, dimensi 255 mm x 160 mm x 280 mm dan Brownie dengan berat sekitar 2kg dengan dimensi 465 mm x 300 mm x 325 mm), sebuah karya collectible items.
Teknologi makin maju, terutama teknologi informasi, namun relasi antar mahluk dicekam kegelisahan akut.
Demokrasi didengungkan sebagai solusi bagi kesejahteraan dari rakyat biasa, berubah menjadi korporatokrasi yang energinya dikendalikan oleh perusahaan multinasional.
Globalisasi mulanya didamba menjadi tulang punggung saling pengertian teritori antar bangsa, malahan menciptakan ketegangan penguasaan sumber-sumber daya alam yang mencipta ancaman perang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.