JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak mudah bagi penulis Ika Natassa menemukan orang-orang yang mampu mengadaptasi buku "Critical Eleven" menjadi sebuah film. Menurut dia, dalam proyek ini karya tulisnya ibarat isi hati yang bakal divisualkan.
"Menyerahkan karya untuk diadaptasi bukan tentang kerja. Tapi bagaimanna mencari produser dan tim yang bisa membawakan isi hatiku dalam bentuk visual," kata Ika pada jumpa pers peluncuran film Critical Eleven di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).
Kira-kira tujuh bulan lamanya, Ika baru bisa menyerahkan buku pertamanya yang akan diangkat ke layar lebar kepada Rumah Produksi Starvision milik Chand Parwez Servia.
"Butuh tujuh bulan untuk memastikan kepada siapa dan nemu yang pas. Dengan mengucap bismillah saya serahkan 'Critical Eleven' ke bapak Parwez," ungkap Ika.
"Saya nangis at that time karena ini rilis film pertama, dan set the bar really high untuk mengadaptasi bukuku," lanjutnya.
Untuk mengadaptasi novel yang langsung ludes dalam tempo 11 menit pertama usai diluncurkan itu, Chand mengaku menerima beberapa persyaratan dari Ika.
"Film ini terjadi berkat Ika yang memberikan kepercayaan, amanah sebuah novel yang luar biasa. Ika berpesan ada titik yang harus ada di film ini, yaitu shooting New York, oil rig, dan pesawat," jelas Parwez.
"Tujuannya kami ingin agar emotional depth yang begitu membekas di novelnya dapat tersampaikan kepada penonton lewat visual," tambah Ika memberi alasan.
Dalam perjalanannya, shooting film tersebut dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu New York, Amerika Serikat, Lamongan, Jawa Timur dan Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.