Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"King Arthur: Legend of the Sword": Yang Lain Lagi tentang King Arthur

Kompas.com - 14/05/2017, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kisah seputar Raja Arthur telah demikian banyak dibuat. Ramuan utamanya berasal dari cerita rakyat. Tema, kejadian, dan karakter legenda pemimpin Inggris ini sangat bervariasi.

Itulah sebabnya sutradara Guy Ritchie pun dengan bebas menafsir dan menampilkan sisi lain kisah tersebut dalam film terbarunya, King Arthur: Legend of the Sword.

Film yang mulai rilis di Indonesia pada 9 Mei ini juga mengetengahkan kisah klasik seputar mitos pedang Excalibur, tentang perjalanan Arthur dari pemuda jalanan hingga menjadi raja.

King Arthur: Legend of the Sword dibintangi Charlie Hunnam sebagai Arthur, Astrid Bergès-Frisbey (The Mage), Djimon Hounsou (Bedivere), Aidan Gillen (Goose Fat Bill), Eric Bana (Uther Pendragon), dan Jude Law (Vortigern).

Karakter penyihir Merlin, salah satu tokoh sentral dalam cerita Raja Arthur, tidak muncul.

Film ini dikatakan sebagai seri pertama dari enam seri film yang direncanakan.
Dikisahkan, Uther harus melawan penyihir jahat Mordred yang ternyata bersekutu dengan adiknya, Vortigern.

Arthur kecil diselamatkan sang ayah dan dinaikkan ke atas perahu, sesaat sebelum dia melihat ayahnya untuk terakhir kalinya.

Dia diselamatkan tiga perempuan penghibur dan dibesarkan di rumah bordil di Londinium.

Dia tumbuh dari anak yang sering menjadi korban pemukulan orang-orang yang lebih dewasa hingga menjadi pemuda licin dan ditakuti yang memimpin gerombolan pencuri.

Sampai suatu ketika, dia dikejar-kejar dan ditangkap karena tidak memiliki cap di tangan. Cap itu menunjukkan orang-orang yang pernah mencabut sebuah pedang dan tidak berhasil.

Seperti yang sudah diperkirakan, Arthur bisa mencabut pedang itu. Dia pun akhirnya mengetahui garis darahnya dan tugas yang harus diembannya.

Namun, kekuatan luar biasa pedang tersebut membuat dia kewalahan.

Arthur hendak menolak kekuatan pedang dan nasib yang menyertainya. Namun, berkat bantuan The Mage, Bedivere, Bill, dan anggota gerombolannya, dia pun akhirnya menerima takdirnya dan melawan Vortigern.

Jika hanya melihat ceritanya, tidak ada yang istimewa dalam film ini karena sudah banyak orang tahu. Menilik ke belakang, film bertema Raja Arthur sudah banyak diproduksi sebelumnya.

Tahun 2004, muncul film King Arthur yang dibintangi Clive Owen, Ioan Gruffud, dan Keira Knightley.

Baca juga: Keira Knightley: Pengaruh Positif

Film ini disebut-sebut sebagai potret Arthur yang paling realistis dibandingkan film-film yang pernah dibuat.

Fokus film adalah sejarah dan politik selama Arthur berkuasa.

Sebelumnya ada film First Knight tahun 1995 yang dibintangi Sean Connery, Richard Gere, dan Julia Ormond tentang kisah cinta Arthur, Guinevere, dan Lancelot.

Tahun 1981, ada film Arthur yang bertema pedang mistis, yakni Excalibur, dibintangi Liam Neeson, Helen Mirren, dan Patrick Steward.

Komedi bertema legenda Arthur juga pernah dibuat tahun 1975, yakni Monty Python and the Holy Grail.

Film ini memarodikan pencarian cawan suci oleh Raja Arthur yang dimainkan kelompok komedi Monty Python (Graham Chapman, John Cleese, Terry Gilliam, Eric Idle, Terry Jones, dan Michael Palin).

Komedi slapstick ini disebut-sebut sebagai komedi terbaik kedua sepanjang masa.

Bahkan, pada 1963, Walt Disney pernah memproduksi film animasi berjudul The Sword in the Stone.

Kisahnya tentang bocah yatim piatu, biasa dipanggil Wart, yang kemudian bisa mencabut pedang Excalibur setelah dilatih penyihir Merlin.

Cita rasa modern
Bagi penggemar cerita klasik Raja Arthur, barangkali film King Arthur: Legend of the Sword ini kurang menarik.

Ritchie menampilkan kisah ini secara lebih dinamis dan bercita rasa modern sehingga film ini seperti kehilangan ruh klasiknya.

Dari sisi penampilan, kostum, ucapan yang mengandung makian, hingga cara merekam aksi benar-benar terlihat modern.

Banyak aksi digambarkan dalam gerakan cepat, gerakan lambat, juga gerakan diam membeku yang memang terlihat lebih dramatis.

Penggambaran sosok Arthur pun langsung terasa modern. Dengan rambut pirang yang disisir rapi cenderung klimis licin ke belakang, jaket berwarna putih gading yang keren, Arthur juga ditampilkan dengan karakter yang ringan hati, cuek, dan tidak terlalu berkarisma.

Dalam beberapa adegan, Ritchie membumbui dengan komedi sehingga mengundang tawa.

Misalnya, saat Arthur merencanakan penyerangan istana Vortigern bersama Bedivere.

Komedi juga muncul saat tampak sosok mantan pemain sepak bola, David Beckham, dalam adegan Arthur hendak mencabut pedang.

Muncul sebagai cameo, akting Beckham diterima secara beragam. Banyak cibiran, tetapi juga tak sepi pujian.

Yang pasti, wajah tampan dan seringainya yang diniatkan terlihat galak dan menyeramkan lewat make up justru mengundang tawa. Rambutnya tetap disisir jauh ke belakang.

Baca juga: David Beckham Senang Bisa Bermain dalam Film King Arthur

Di tangan Ritchie, semua hal itu memang memungkinkan.

Dua film garapan dia sebelumnya, yakni Sherlock Holmes (2009) dan Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011), seolah-olah juga mengubah karakter si detektif menjadi seorang pahlawan super yang menghapus segala sisi kisah klasiknya.

Baca juga: Naskah Sherlock Holmes 3 Mulai Digarap

Penonton juga mungkin akan membandingkan King Arthur: Legend of the Sword ini dengan serial televisi Game of Thrones yang memiliki kemiripan, yakni menampilkan kisah klasik dengan cita rasa modern.

Salah satu bintangnya pun muncul dalam film ini, Aidan Gillen.

Populer berkat karya Geoffrey of Monmouth pada abad ke-12, Historia Regum Britanniae (Riwayat Raja-raja Britania), tafsir mengenai kisah Arthur memang terus berkembang sampai saat ini.

Mulai dari yang paling mendekati hingga yang suka-suka hati, riwayat sang raja dan pedang saktinya tetap ditunggu. (FRANSISCA ROMANA NINIK)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Mei 2017, di halaman 25 dengan judul "Sisi Lain Pedang Sakti".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com