Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan Perempuan Bernama Marlina dalam Budaya Patriarki

Kompas.com - 28/05/2017, 15:00 WIB

Markus dipenggal oleh Marlina dalam pemerkosaan.

Adegan kepala Markus yang menggelinding dan darah muncrat sejenak mengingatkan pada film Natural Born Killer atau Kill Bill karya Quentin Tarantino yang banjir darah, bahkan sampai menetes menutupi layar atau media pemutaran.

Babak perjalanan mengisahkan tekad Marlina menenteng kepala Markus yang hendak diserahkan kepada penyidik polisi sekaligus mengakui perbuatannya.

Baca juga: Gara-gara Marlina, Marsha Timothy Jadi Suka Naik Kuda

Dalam perjalanan, Marlina bertemu Novi yang dicurigai berselingkuh oleh suaminya.

Sudah sepuluh bulan usia kandungan, tetapi bayi tak kunjung lahir sehingga diduga sungsang. Novi tak terima disebut mengandung bayi sungsang karena hal itu dikaitkan dengan perselingkuhan.

Babak pengakuan menggambarkan upaya sia-sia Marlina mendatangi polisi untuk melaporkan perampokan dan pemerkosaan yang dialami.

Kelambanan petugas menjadi sentilan dan kritik atas ketidakbecusan aparat negara dalam melayani dan mengayomi rakyat.

Apalagi, di "Pulau Marapu", julukan Pulau Sumba, yang jauh dan terisolasi, seolah jangan berharap aparat bisa diandalkan.

Sementara dalam plot kisah Novi, ia kehilangan sang suami yang lebih percaya perkataan Frans bahwa Novi telah berselingkuh.

Novi mustahil membuktikan ia tak selingkuh dengan memenuhi permintaan sang suami bahwa si jabang bayi harus dilahirkan saat itu juga demi menggugurkan anggapan sungsang karena selingkuh.

Babak kelahiran menceritakan bayi Novi yang akhirnya melihat dunia. Namun, sebelum itu, Novi dan Marlina disandera oleh Frans.

Novi hendak membunuh Frans, tetapi lantas membatalkan niatnya karena mungkin melihat peluang yang tipis.

Novi terpaksa melayani permintaan Frans yang ingin sup ayam meski perempuan ini sudah hampir melahirkan. Sementara Frans malah memerkosa Marlina.

Apresiasi
Saat diputar perdana di hadapan publik Festival Film Internasional Cannes 2017 di Theatre Croisette, Rabu (24/5/2017), adegan pemenggalan kepala malah mendapat apresiasi.

Baca juga: 10 Film Indonesia Dipromosikan di Cannes

Mungkin itu bukan tanda setuju bahwa perempuan bisa saja berbuat ganas ketika kehormatan dinodai, melainkan reaksi terhadap efek kejut yang dihadirkan Mouly.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau