Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas TV dan TV One, Metamorfosis Televisi

Kompas.com - 28/05/2017, 21:00 WIB

Untuk itu, pihaknya mencoba membangun kredibilitas dengan verifikasi sehingga berita itu mendidik dan mencerahkan.

"Sebagaimana televisi berita, di sini tidak ada gosip dan sinetron. Pagi sampai malam yang ditayangkan adalah berita," ujarnya.

Namun, Rosi mengakui, penonton berita kerap lebih kecil dibandingkan penonton program hiburan.

Akan tetapi, penonton berita sudah loyal, apalagi di tengah banjir informasi. Mereka dinilai telah menentukan stasiun televisi mana yang bisa dipercaya.

"Sementara kalau program hiburan, penonton pasti memilih jenis tayangan apa yang lagi hits," ungkap Rosi.

Untuk itu, Rosi menargetkan tidak akan beralih dari wajah televisi berita.

Serial Turki
Berbeda dengan Kompas TV, TV One yang berusia sembilan tahun kini menyuguhkan program baru, serial Turki.

Program tersebut antara lain Winter Sun, Tom Apart, Endless Love, dan Orphan Flowers. Serial terbaru Queen of the Night juga hadir akhir bulan ini. Program tersebut tayang pada pagi dan malam hari.

"Kehadiran serial Turki ini tidak menghilangkan program-program sebelumnya. Program tersebut hanya bergeser jam tayang," ujar Raldy Doy, Public Relations Manager TV One, menjawab pertanyaan tertulis Kompas melalui surat elektronik.

Menurut dia, TV One masih menjadi televisi berita, olahraga, dan hiburan.

"Berdasarkan konsumsi (program) televisi Nielsen-yang mengukur rating atau jumlah penonton-masyarakat Indonesia masih haus akan program hiburan. Dengan pertimbangan ini, kami menambahkan program hiburan berkualitas sehingga penonton berita juga dapat menikmatinya," ujar Raldy.

Program hiburan memang masih menjadi favorit penonton. Berdasarkan survei tatap muka yang dilakukan Litbang Kompas, akhir 2015, dua dari lima responden memilih stasiun televisi yang menyuguhkan hiburan, seperti infotainment dan sinetron.

Baca juga: Menanti Angin Segar Hiburan Televisi

Sementara televisi berita hanya dipilih satu dari lima responden.

Namun, kondisi ini tak selamanya. Hasil tracking poll oleh Kompas pada November 2009 di 33 kota besar di Indonesia, berita mengalahkan sinetron dengan masing-masing 46 persen dan 20,4 persen responden.

Pendorongnya antara lain peristiwa teror bom hotel JW Marriott dan gempa bumi di Padang. Program Kabar Petang TV One saat itu tertinggi, mencapai 7,9 persen (Kompas, 24/1/2010).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com