Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Asmara Chairil Anwar dalam Teater Perempuan-perempuan Chairil

Kompas.com - 19/08/2017, 17:18 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pementasan Teater Perempuan-Perempuan Chairil akan digelar pada 11&12 November 2017 mendatang di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Agus Noor, sang sutradara menuturkan, pementasan yang diprakarsai oleh Titimangsa Foundation milik Happy Salma itu akan menceritakan kisah asmara Chairil dengan empat perempuan yang hadir dalam kehidupannya.

Hal itu ia ungkapkan saat jumpa pers dan syukuran jelang proses Pementasan Teater Perempuan-Perempuan Chairil, di Dia.Lo.Gue Kafe, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (19/8/2017).

"Chairil Anwar penyair besar, ia menulis bahasa Indonesia dengan bagus saat kosakata masih sedikit, tapi orang lupa bahwa ia seorang don juan, anak gaul Menteng. Inilah poin yang kemudian diangkat, yang menarik adalah kisah cinta Chairil, perempuan-perempuan Chairil," kata Agus.

Empat perempuan tersebut dijelaskan Agus mewakili empat tipologi cinta sang penyair yang akan disuguhkan oleh para pelakon seperti, Reza Rahadian, Sita Nursanti, Chelsea Islan, Marsha Timothy, dan Tara Basro.

[Baca juga: Happy Salma Akan Pentaskan Karya Chairil Anwar]

 

Pertama ada tipologi cinta dari Chairil yang luluh oleh perempuan cerdas dan mandiri pada masa itu, yang ditemukan Chairil pada Ida Nasution.

"Ida Nasution (diperankan Marsha Timothy) ialah perempuan yang cerdas pada jamannya, mengausai bahasa Prancis, Inggris, Belanda. Tipologinya Chairil menyukai perempuan yang cerdas," ucap Agus menjelaskan.

"Perempuan cerdas yang sangat memengaruhi Chairil. Sinis banget sama Chairil, 'Chairil kau hanyalah penyair pernapas pendek' kata Ida," sambungnya.

[Baca juga: Pementasan Teater Perempuan-Perempuan Chairil Bakal Digelar November]

 

Lalu tipologi cinta yang romantis, dimana Chairil pun takluk pada kecantikan perempuan, yang pada akhirnya membuat ia patah hati.

"Sri Ajati (diperankan Chelsea Islan) perempuan pada jaman itu, yang kalau ada laki-laki tidak jatuh cinta berarti lelaki itu bodoh. Sangat cantik namun bertepuk sebelah tangan. Chairil menulis begitu patah hati, cinta yang romantik, cinta yang platonis," kata Agus.

"Bahkan sampai akhir hayat Chairil, Sri Ajati tak pernah tahu Chairil menulis puisi terbaik untuknya, (judul) Senja di Pelabuhan Kecil," lanjutnya.

[Baca juga: Riri Riza Akan Angkat Kisah Hidup Chairil Anwar ke Layar Lebar]

 

Selain itu, adapula tipologi cinta bergairah namun realistis yang juga dibeberkan Agus pada kisah Chairil dengan Sumirat.

"Mirat (diperankan Tara Basro) penuh tenaga, penuh gairah, bagaimana ia menggambarkan percintaan yg penuh gairah itu tak tertandingi. Mirat akhirnya menikah dengan seorang tentara dan seorang dokter karena situasi realistis tidak bisa dipenuhi oleh seorang penyair," ujar ia.

Terakhir, di tengah perjalanan itu, Chairil akhirnya menemukan rumah. Sosok Hapsah Wiraredja (diperankan oleh Sita Nursanti) menjadi pemberhentian terakhir Chairil untuk berlabuh.

Kisah cinta Chairil dan para perempuan tersebut diharapkan dapat melestarikan karya-karya sang sastrawan kepada generasi saat ini dan seterusnya.

[Baca jjuga: Duo Mira Lesmana-Riri Riza Akan Garap Film Aku, Chairil!]

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau