Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konser Wangi Payung Teduh di Gedung Kesenian Jakarta

Kompas.com - 15/11/2017, 19:06 WIB
Dian Reinis Kumampung

Penulis

"Liztomania harus ada kolaborasi, ini kayak de javu, beberapa waktu lalu Monita ngajakin bikin lagu bareng," ungkap Is usai penampilannya dengan Monita.

Is kemudian melanjutkan dengan lagu "Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan".  Is mengatakan lagu itu terinspirasi dari perempuan.

Ia menilai kekuatan terbesar di dunia muncul dan dihadirkan oleh sosok perempuan dan ibu. Mereka merupakan simbol kasih sayang dan dedikasi.

"Terinspirasi dari perempuan bernama Jingga dan ibunya yang sedang tertidur. Semoga kita bisa menjaga keluarga, wanita yang kita sayangi, dari narkoba. Karena mereka target utama saat ini," lanjutnya.

Selanjutnya, Is pun mengungkapkan keresahannya atas Bahasa Indonesia yang kini semakin terpinggirkan. Menurut Is, ketika tidak lagi dipakai maka hilanglah Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.

"Kenapa kami enggak ada lagu bahasa Inggris? Karena bahasa Inggris kami katrok. Dan ini identitas kami. Ketika Bahasa Indonesia pelan-pelan tersisihkan. Hanya diperhatikan kaum akademis. Sampai tidak tahu betapa indahnya bahasa Indonesia," papar Is.

Is dan pemain keyboard Alejandro Saksakame kemudian membawakan lagu "Tanah Airku". Sebelumnya, Is mengatakan ingin membuat sebuah film musikal tentang Indonesia.

"Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang kedua. Seharusnya kita bisa kaya dari itu. Ini menceritakan tentang kehidupan nelayan dan orang pesisir di Indonesia. Ini untuk Indonesia dan Payung Teduh," kata Is sebelum melantukan "Tanah Airku".

Konsep panggung begitu berbeda ketika lagu berikutnya "Berdua Saja" dibawakan. Panggung ditata seperti ruang tamu yang nyaman lengkap dengan tatanan lampu temaram. Penari teatrikal meliukkan tubuhnya seiring alunan musik Payung Teduh.

Melamar di lagu Akad

Sejurus kemudian Is tiba-tiba turun dari panggung dan menggenggam tangan seorang perempuan dan menuntunnya ke panggung.

"Saya berpikir seandainya semua kegundahan bisa ditumpahkan, ke perempuan, untuk bisa mengajaknya hidup bersama. Ah. Saya hanya berangan-angan, untuk bisa memegang tanganmu," ujar Is.

[Baca juga : Vokalis Payung Teduh Pamit]

"Keberanian yang sangat sulit mengundang ke tempat ini. Apakah kau bersedia menjadi istriku?," ucap Is.

Namun ucapan itu rupanya hanya gladi resik untuk proses lamaran oleh seorang pria yang sedari tadi sudah menunggu di belakang panggung. Lamarannya pun diterima.

"Terima kasih kepada panitia, ini akan menjadi hari yang dikenang dalam hidup saya. Cintaku, pada malam yang berharga ini, saya ingin mengajak kamu untuk serius menempuh hidup yang akan panjang nanti. Apakah kamu menerima keseriusan ini?" ungkap sang pria yang dijawab dengan anggukan sang kekasih.

[Baca juga : 5 Fakta di Balik Lagu Akad Milik Payung Teduh]

"Semoga cita-cita kalian tercapai. Kebahagiaan jadi jalan utama. Selamat kawan," kata Is.

"Lagu yang akhirnya hadir dan jadi rame kemarin gara-saya bilang, karena banyak yang jualan ya, saya enggak tahu gimana bisa seperti itu. Semoga bisa lebih bijak lagi," lanjut Is sebelum membawakan "Akad.

[Baca juga : Tiga Bocoran Album Terbaru Payung Teduh]

Payung Teduh mengaturkan "Angin Pujaan Hujan" sebagai lagu pamungkas. Namun penonton masih belum rela berpisah. Para personel Payung Teduh kembali ke panggung dengan lagu "Di Ujung Malam".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com