Kim Byung-soo menambahkan para figur publik kerap harus membagi diri, antara identitas sebagai artis dengan yang sebenarnya.
Kesenjangan antara dua identitas itu melebar, para selebritas bisa kehilangan jatidiri dan menjadi bergantung pada "topeng" figur publik.
"Itu bisa menghancurkan seseorang," kata Kim.
Beberapa pesohor K-pop, termasuk Jonghyun, Jiyeon dari T-ara, dan Minah dari Girl's Day, pernah mengakui perasaan kehilangan jatidiri demi memuaskan keinginan publik.
Kim menambahkan tahap berikutnya menuju depresi adalah memisahkan diri dari orang lain. Kim menyebutnya 'untuk memutus ikatan dari identitas sebelumnya'.
Kesepian
"Menjadi selebritas bisa diibaratkan menyeberangi sungai tanpa bisa kembali ke titik sebelumnya. Beberapa yang berpikir menjadi pesohor akan selalu dikelilingi banyak orang. Namun sebenarnya hubungan pribadi mereka sangat terbatas dan sempit," papar Kim.
"Sulit bagi mereka untuk menjalin hubungan yang serius dengan orang lain. Mereka cenderung defensif dengan pikiran orang lain menyukai mereka karena penampilan dan reputasi. Itu membuat mereka merasa terasing dan kesepian, bahkan dari keluarga dan teman dekat," lanjut Kim.
Sementara itu Park Sang-hee, psikiater dari Sharon Counseling Center, menulis dalam sebuah opini bahwa figur publik bisa mengalami depresi karena kesepian dan menjalani kehidupan yang tidak stabil.
Sebelum menjadi psikiater, Park Sang-hee pernah menjadi anggota sebuah girl band pada tahun 1990-an.
Selebritas yang mulai merasakan depresi mengalami kesulitan lain, yakni mencari pertolongan medis. Tentu bukan karena masalah finansial, melainkan karena kehidupan mereka sangat disorot publik.
Menurut Kim Byung-soo, sebagian besar selebritas yang mengalami depresi enggan berobat ke klinik-klinik kejiwaan karena takut diketahui publik.
Karena itu beberapa agensi besar di industri K-pop menyediakan konselor untuk artis-artis mereka.
"Kami tidak bisa mengungkap pasien kami, tetapi banyak pesohor yang diam-diam berobat. Namun masih banyak yang mungkin menyembunyikan kondisi mereka," kata Kim.
Baca juga : Bullying terhadap Penggemar Jonghyun SHINee Bisa Berakibat Fatal
Sementara itu seorang manajer artis K-pop mengungkap bahwa sulit untuk melindungi artis-artis mereka dari stres. Padahal mereka sudah berusaha sebaik mungkin memantau kondisi mereka.
Bintang K-pop, kata manajer itu, tidak bisa memungkiri tuntutan untuk memenuhi "standar" publik, apalagi bila mereka sudah terkenal.
Baca juga : Imbauan Komunitas Pencegahan Bunuh Diri untuk Fans Jonghyun SHINee
"Kami mencoba memberi kenyamanan bila mereka terlihat tertekan. Namun sulit melindungi mereka dari stres. Contohnya, Anda tentu mengira mereka tak punya waktu membaca komentar netizen, tetapi mereka membaca semuanya. Itu tidak bisa dihindari," papar manajer itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.