"Jadi, Rachel Chu ngajar di universitas di New York, lalu kafe di New York, bahkan JFK (John F Kennedy International Airport), itu kami shoot semua di Malaysia. Kami juga mendesain dan membangun keseluruhan set pesawat yang ditumpangi oleh Nick dan Rachel dari New York ke Singapura," cerita Teddy.
Selesai di Malaysia, Teddy Setiawan dan tim bergegas ke Singapura untuk membangun tempat shooting untuk adegan pernikahan kawan Nick.
Mereka pun berpacu dengan waktu untuk mempersiapkan semuanya. Ide awal dari desain yang digambar oleh Teddy sudah siap untuk dibangun di sana.
"Tantangannya, biasa waktu ya, tergantung jenis filmnya. Kadang untuk beberapa film yang kami cukup asing, yang referensinya cukup asing, kami harus melakukan banyak riset dalam waktu sangat singkat. Selain itu, adaptasi dengan tim yang hampir selalu baru di setiap pekerjaan,” kata desainer yang gemar membaca ini.
Baca juga: Produser Crazy Rich Asians Rekrut Joko Anwar untuk Produksi Film Indonesia
Pilihan tempat upacara pernikahan jatuh kepada CHIJMES, restoran dan bar dengan bangunan berbentuk seperti gereja yang sudah berdiri sejak 1904 di Singapura.
Tempat tersebut berhasil disulap menjadi taman kecil yang menjadi tempat upacara pernikahan, dalam waktu 30 jam saja.
Dari situ kerja berlanjut ke adegan resepsi pernikahan, yang berlangsung di tempat favorit turis mancanegara, Gardens by the Bay.
"Production designer akan muncul dengan ide awalnya. Biasanya beliau akan menunjukkan, 'Oke kira-kira saya mau setnya terlihat kira-kira seperti ini, mood-nya seperti ini,' dengan memberi beberapa referensi. Lalu dari situ set designer akan buat riset lebih mendalam dan mulai mendesain set-nya," ucap Teddy.
Detail di setiap sudut pun harus diperhatikan keasliannya, misalnya dinding yang dihiasi kaligrafi dan puisi yang diangkat dari budaya China.
Selain itu, ada pula barang dan artefak yang harus dipesan dari berbagai negara, antara lain harimau imitasi, yang merupakan karya seorang seniman dari Thailand.
Harimau imitasi tersebut sempat dicurigai di bagian bea cukai karena terlihat sangat asli, mengingat harimau yang diawetkan merupakan barang terlarang.
Selain harimau imitasi itu, ada juga barang-barang yang dipesan dari Indonesia, antara lain beberapa ukiran dan kandang ayam kate.
Karier set designer untuk film
Ini bukan kali pertama Teddy Setiawan terlibat sebagai set designer untuk film luar Indonesia.
Ia pernah ikut dalam penggarapan film-film Beirut, Beyond Skyline, Joker Game, 1965, dan film seri Netflix Marco Polo.
Keterlibatan Teddy bermula ketika ia ikut dalam penggarapan beberapa film luar Indonesia yang mengambil tempat shooting di Indonesia.