Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netflix Angkat Kisah Mbah Lindu, Penjual Gudeg dari Yogyakarta

Kompas.com - 11/04/2019, 17:16 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Netflix mengangkat keanekaragaman kuliner jalanan dari beberapa kota paling berwarna di dunia melalui serial terbaru, Street Food

Tayang perdana pada 26 April 2019, musim pertama Street Food akan menjelajahi sembilan negara di Asia, salah satunya Indonesia, dan menceritakan sebuah kegigihan para pembuat kuliner jalanan dalam membawa dan mempertahankan unsur lokal pada makanan mereka.

Pada awalnya, membuat kuliner jalanan hanya diperlukan untuk bertahan hidup bagi beberapa sosok yang ditampilkan dalam serial ini.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman, berjualan kuliner jalanan juga menjadi cara mereka dalam menghormati dan meneruskan tradisi lokal dan keluarga, serta sebuah upaya untuk terus menghadirkan kebahagian bagi orang-orang di sekitar mereka.

Terbagi menjadi sembilan episode, Netflix Original Street Food menghadirkan lebih dari sekadar proses pembuatan makanan, di mana kerja keras dan kegigihan juga menjadi faktor utama dari terciptanya sebuah kuliner jalanan yang menggugah selera.

Baca juga: Kodaline Terpincut Kuliner Indonesia

Ikuti kisah Jay-Fai dari Bangkok, Thailand, yang belajar memasak secara autodidak setelah kehilangan semua harta bendanya dalam kebakaran, atau kisah Mbah Lindu dari Yogyakarta, Indonesia, yang berumur 100 tahun dan tak pernah mengganti resep andalannya sejak pertama berjualan.

Setiap makanan di serial ini memiliki kisah yang sama uniknya dengan para pembuatnya.

Mbah LinduNetflix Mbah Lindu

Dalam episode Indonesia, Street Food menampilkan Yogyakarta sebagai kota yang tidak terpengaruh oleh modernisasi atau globalisasi dalam menyediakan makanan tradisionalnya, termasuk cemilan atau yang lebih dikenal dengan "Jajanan Pasar".

Namun, dengan lebih dari 200 macam jajanan yang ada saat ini, hanya beberapa resep tradisional yang masih tersisa. Salah satunya adalah Mbah Satinem. Jajanan Pasar miliknya memiliki rasa manis yang sangat autentik, sehingga tidak heran apabila banyak orang yang rela mengantre sejak pagi.

Jika Anda datang ke tempat dagang Mbah Satinem setelah pukul sembilan pagi, bersiaplah untuk kecewa karena kehabisan. 

Jajanan Pasar yang lebih modern dapat ditemukan pada Arya Snack and Food yang dibuat dan dimiliki oleh Leonarda Tjahjono. Leonarda berusaha agar jajanan pasar buatannya tidak hanya enak di lidah, namun juga enak dipandang mata.

Baca juga: Bisnis Kuliner Catherine Wilson Alami Kebangkrutan


Berkunjung ke Yogyakarta tidak akan lengkap tanpa mencoba gudeg, terutama buatan Mbah Lindu yang telah berusia 100 tahun. 

Sebagai salah satu penjual kuliner jalanan yang tertua di dunia, Mbah Lindu sudah membuat gudeg setiap hari selama 86 tahun. Semangatnya pun masih tinggi meski usianya sudah tak muda lagi.

Sosok keempat yang ditampilkan dalam episode Yogyakarta adalah Yasir Ferry Ismatrada, pewaris sekaligus pengelola pabrik Mie Lethek.

Berada di pinggiran Yogyakarta, pabrik ini masih menggunakan tradisi memasak dengan tungku kayu serta penggiling dari batu. Yasir meneruskan usaha ini dari kakeknya dengan membawa rencana besar untuk masa depan.

Selain Indonesia, serial ini juga menampilkan kota-kota berikut:

Bangkok, Thailand
Osaka, Jepang
Delhi, India
Chiayi, Taiwan
Seoul, Korea Selatan
Kota Ho Chi Minh, Vietnam
Singapura
Cebu, Filipina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau