Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Pendek Tak Ada Yang Gila di Kota Ini Masuk Busan International Film Festival 2019

Kompas.com - 04/09/2019, 21:39 WIB
Andika Aditia,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

"Di mana orang yang memiliki power yang lebih, akan menindas orang yang lebih lemah untuk memuaskan hasrat (pleasure) pribadinya. Yang di bawahnya, akan menindas yang di bawahnya lagi, dan yang paling tidak berdaya adalah orang yang sama sekali tidak memiliki kuasa, bahkan kuasa akan dirinya,” kata Wregas.

Sementara menurut Produser dari Rekata Studio Adi Ekatama, memutuskan untuk memfilmkan cerpen Tak Ada yang Gila di Kota Ini agar menambah variasi jenis film Indonesia yang mengadaptasi cerpen maupun novel.

Baca juga: Wregas Prenjak Bhanuteja: Setiap Orang Sudah Bisa Membuat Film

"Selain itu, saya mempunyai harapan bahwa dengan dibuatnya film pendek ini, maka semakin banyak lagi film Indonesia, bahkan film internasional, yang mengadaptasi cerpen atau novel karya penulis Indonesia dari genre yang beragam," kata Adi.

Lain hal lagi, Oka Antara mengaku tertarik untuk bermain karena faktor skenario dan sutradaranya.

“Skenarionya sangat unik dan narang saya temui, terutama dalam film feature. Jadi cerita ini hanya bisa dicapai melalui film pendek. Dan ketika tahu director-nya Wregas, karena saya pernah menonton film Prenjak, jadi saya merasa delivery-nya pasti akan sesuai," ucap Oka.

Rekata Studio sendiri merupakan bagian dari ekosistem intellectual property (IP) management platform, yang memiliki peran utama untuk pengembangan audiovisual atau motion picture.

Film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini yang berdurasi total 20 menit ini dibintangi oleh sejumlah aktor-aktris ternama di Indonesia.

Baca juga: Wregas Bhanuteja Melihat Film dari Sudut Pandang Universal

Beberapa misalnya, Oka Antara (Sang Penari, Killers, Aruna dan Lidahnya), Sekar Sari (Siti), Pritt Timothy (Sang Kiai, Gundala), Jamaluddin Latif (Mencari Hilal, Nyai), dan Kedung Darma Romansha (Nyai, Perburuan).

Lokasi syuting Tak Ada yang Gila di Kota Ini dilakukan di sejumlah lokasi mulai hutan, pantai, dan gunung di daerah Gunungkidul, Yogyakarta pada Agustus 2018.

Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena tekstur alam Gunungkidul yang didominasi perbukitan kapur, sehingga menjadikannya komposisi yang tepat untuk meletakkan karakter-karakter dari film pendek ini.

Dalam memproduksi film pendek pertamanya, Rekata Studio bekerja sama dengan Studio Batu dan Labide Films serta Aftertake Post Production yang berdomisili di Yogyakarta.

Film pendek ini juga didukung oleh Focused Equipment, FixIt Works Indonesia, dan Synchronize Sound - Post Audio.

Baca juga: Wregas Bhanuteja: Roh Sebuah Film adalah Cerita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau