Untung saja bab-bab berikut Han Kang menggunakan sudut pandang pertama dan ketiga, cerita mulai terasa bergerak lebih cepat dan menarik pembaca ke dalam jagat yang diceritakan.
Bab kedua novel ini diutarakan melalui jenazah salah seorang aktivis yang terbunuh. Ketika bab-bab novel ini memasuki lima tahun, 10 tahun berikutnya, kita menemukan luka besar, kekosongan, kehilangan yang tak kunjung usai karena sama seperti hidup para orangtua yang kehilangan anak di Indonesia pada 1998. Mereka tak pernah tahu apa yang terjadi pada anak-anaknya.
Podcast yang mendiskusikan buku "Human Acts" (Mata Malam) karya Han Kang dan "Anak-anak Revolusi" kali ini adalah sebuah ingatan bagi kita bagaimana buku (atau buku-buku) mungkin tak sekejap menyulut sebuah gerakan besar atau revolusi.
Namun, hubungan antara buku dan pembacanya menghasilkan sebuah renungan, pemikiran dan titik temu yang kelak menjadi sebuah langkah pertama dari sebuah maraton yang panjang.
Simak perbincangan saya dan Budiman Sudjatmiko dalam podcast di Spotify pada tautan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.