Kekayaan referensi dan pengetahuan Raka Ibrahim, menurut sastrawan Seno Gumira Ajidarma, juga mewakili generasi penulis baru yang lahir di tahun 1990-an dan 2000-an.
Mereka yang, menurut Seno, "tidak mengalami luka Orde Baru", tetapi sangat memahami dan mengetahui ketidak adilan berdasarkan pengetahuan pustaka.
Dalam program podcast "Coming Home with Leila Chudori", Seno Gumira Ajidarma juga mengutarakan kritik pada (sebagian) karya penulis baru urban, intelektual di masa kini cenderung menggunakan "sudut pandang orang kedua" sehingga karyanya yang personal yang betul-betul fokus pada diri sendiri yang belum tentu mewakili persoalan yang lebih besar.
"Mereka juga sering menggunakan berderet-deret anak kalimat, sehingga plot utama cenderung terlupakan."
Seno mengakui bahwa generasinya dan generasi penulis sesudahnya yang lahir di tahun 1960-an dan 1970-an adalah pembaca karya Pramoedya, Budi Darma, Putu Wijaya yang tetap bersetia pada plot.
Meski demikian, Raka Ibrahim dan penulis segenerasinya, menurut Seno mempunyai sesuatu yang baru, yaitu "selain referensi dan pengetahuan mereka jauh lebih luas dan lebih dalam karena majunya teknologi dan internet, penulis masa kini mempunyai sudut pandang baru; sikap baru dalam menanggapi problem-problem sosial di sekelilingnya."
Pembahasan karya Raka Ibrahim oleh Seno Gumira Ajidarma bisa Anda dengarkan dengan lengkap di podcast "Coming Home with Leila Chudori" di Spotify.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.