Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Triawan Munaf: Perbanyak Bioskop

Kompas.com - 19/09/2015, 11:42 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan pihaknya sedang mengupayakan agar bioskop di Indonesia diperbanyak. Ini untuk memberi ruang tayang lebih bagi film-film Indonesia.

"Perbanyak Bioskop. Kalau bioskop sudah banyak, film-film Indonesia lebih banyak tempat. Perbanyak bioskop dengan harga terjangkau dan tersebar. Penonton bisa lebih nikmat nontonnya tanpa harus pergi ke mal. Kalau biskop yang sekarang ada itu adanya di mal-mal. Itukan mahal," kata Triawan kepada wartawan usai pertemuan antara Satgas Anti Pembajakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Bareskrim di Mabes Polri, Jumat (18/9/2015).

Dengan banyaknya bioskop, menurut dia, film-film internasional pun akan terbagi dengan rata penayangannya. Karena sekarang ini, dikatakan Triawan faktanya jumlah bioskop dikuasai oleh satu pihak.

Lanjut ayah artis musik Sherina Munaf itu, dengan hanya ada satu atau dua kekuatan kepemilikan bioskop, film-film box office dari Hollywood dan tidak bisa membagi filmnya kepada yang lain. Alhasil, jatah studio untuk film internasional lebih banyak dibanding film Indonesia. Padahal dalam pasal 32 UU nomor 33 tahun 2004 tentang perfilman, diatur kewajiban memutar 60 persen film Indonesia dalam enam bulan secara berturut-turut.

"Itu yang dikeluhkan. Nah nanti kalau bioskop sudah banyak, perimbangan kepemilikan sudah banyak, Hollywood pun akan membagi dengan merata film-filmnya," ucapnya.

Lalu siapa pemodal yang tepat untuk memperbanyak bioskop? Triawan mengatakan, pihaknya sudah membicarakan dan segera mengusulkan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar membuka foreign investmen atau investasi asing untuk pembangunan gedung bioskop sebanyak-banyaknya.

"Penanaman modal asing itu untuk membangun bioskop. Tapi sekarang tidak bisa karena dilarang oleh BKPM, karena investasi di bioskop sekarang ini dibatasi hanya untuk penanam modal dalam negeri. Tapi kemampuan penanaman modal dalam negeri tidak begitu tinggi. Jadi kami ingin mengundang asing untuk membangun bioskop kelas dua atau kelas tiga," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com